Mohon tunggu...
Amaliyah Kamil
Amaliyah Kamil Mohon Tunggu... Freelancer - Kamilatul Amaliyah

Traveler هو الذي جعل لكم الأرض ذلولا فامشوا في مناكبها وكلوا من رزقه

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Review Buku 'Entrok' Karya Okky Madasari

10 Juni 2024   10:52 Diperbarui: 10 Juni 2024   12:10 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Judul               : Entrok

Penulis          : Okky Madasari

Penerbit        : Gramedia Pustaka Utama

Hal                  : 285

            Kata 'entrok' diambil dari bahasa Jawa yang berarti "bra". Pada tahun 1950, entrok menjadi sesuatu yang sangat istimewa, sebab tak sembarang orang bisa punya. Marni, seorang perempuan yang beranjak remaja dari keluarga sederhana yang bertahan hidup dengan menjadi buruh pengupas singkong di pasar. Setiap pagi Marni dan simbok pergi berjalan kaki ke pasar untuk menukar jasa dan diupah dengan singkong yang akan mereka masak ketika tiba di rumah.

            Perubahan bentuk tubuh Marni semakin menjadi seiring dengan bertambahnya hari-hari.  Ia tidak nyaman dengan gundukan kecil di dadanya yang semakin lama semakin tumbuh. Setiap kali lari, terasa berat terayun-ayun di balik pakaiannya yang menutupi dada dan tubuhnya ke bawah. 

Suatu ketika, Marni melihat sepupunya yang menggunakan kain khusus di dada yang mehanan dan mengikat buah dadanya. Karena kain itu, sepupu Marni tampak leluasa berlari tanpa merasa tidak nyaman, yang kemudian Marni tahu bahwa kain itu disebut entrok. Sejak saat itu, Marni punya satu mimpi, memiliki entrok.

            Perjuangan mewujudkan mimpi dimulai dengan keberaniannya 'menabrak norma' bahwa hanya lelaki saja yang bekerja menjadi kuli angkut barang di pasar dan hanya lelaki yang diupahi uang. Meski diawali perdebatan kecil dengan simbok yang mengatakan "ora pantes nduk" karena kodrat perempuan hanya boleh mengerjakan hal-hal ringan, bukan pekerjaan berat seperti kuli, pada akhirnya simbok mengalah pada kerasnya kepala Marni. 

Marni menjadi kuli, dan mendapat uang, hingga akhirnya dapat membeli entrok. Bermula dari satu mimpi, kini Marni memiliki keberanian untuk lagi dan lagi memiliki mimpi. Sebab mimpi, dia memiliki alasan untuk tetap bergairah menjalani hidup.                                                                                                                                                  

            Generasi berganti. Marni memiliki putri bernama Rahayu. Beda dengan Marni, zaman Rahayu lebih maju dan mulai membuka mata terhadap pentingnya pendidikan. Rahayu dikenalkan agama Islam oleh gurunya di sekolah dan orang-orang di sekitarnya. Ibunya sendiri masih memiliki kepercayaan yang kuat terhadap leluhur. Membuat tumpeng dan panggang, duduk komat kamit, nyuwun agar Mbah Ibu Bumi Bapak Kuasa memberikan apa yang ia inginkan dan leluhur selalu menjaganya. 

Pertikaian mereka karena perbedaan keyakinan selalu terjadi. Bagi Rahayu, ibunya itu sesat dan seorang pendosa, perbuatan ibunya itu kelak akan mengantarkannya pada neraka. Sebab yang benar hanya agamanya yang menyembah Tuhan yang satu, Allah. 

Bagi Marni, tidak adil jika ia dituduh sesat dan tidak menyembah Allah, toh ia kenal saja tidak, bagaimana bisa menyembah? Ia hanya dikenalkan pada Mbah Ibu Bumi Bapak Kuasa oleh orang-orang sebelumnya. Lagi pula, ia berbuat baik, tidak mencuri, dan tidak membunuh. Lalu dimana letak sesatnya?

            Perjalanan hidup membawa Rahayu ke salah satu perguruan tinggi di Jogja. Ia semakin mendalami Islam dan semakin membenci ibunya, meskipun masih menggunakan uang dari ibunya. Seiring berjalannya waktu, Rahayu bertemu dengan Amri, dosen sekaligus pendakwah. 

Rahayu mengaguminya walaupun tahu bahwa ia salah menaruh rasa pada lelaki yang sudah beristri. Namun ternyata Amri juga menyukai Rahayu, hingga mereka menikah dan Rahayu resmi menjadi istri kedua. Pernikahan yang tentu saja ditentang keras oleh keluarga Rahayu dan tidak pernah diketahui oleh keluarga Amri.

            Perjuangan Amri dan lingkar orang-orang di kelompoknya dalam menyebarkan Islam dan membantu kaum lemah terus masif dilakukan. Pada tahun 1987 di Magelang, salah satu desa adat akan dialihkan karena akan dibuat kolam besar yang dari sana listrik akan dinyalakan dan sawah akan dialiri. Beberapa keluarga bersikeras akan tetap tinggal sebab merasa dari alam itulah mereka hidup. Amri dan Rahayu datang untuk membela mereka yang dirampas haknya. 

Namun, program ini adalah program pemerintah yang harus tetap terlaksana. Mereka yang tidak tunduk akan secara otomatis dianggap sebagai PKI. Orang-orang bersenjata datang untuk menjaga lancarnya program tersebut dan tak segan untuk melukai siapa saja 'anggota PKI' yang mengganggu mereka. Amri terbunuh, Rahayu tertangkap. Hidup Rahayu semakin berat ketika KTP miliknya ditandai dengan tanda orang PKI, yang sejatinya berhubungan dengan orang PKI yang ingin mengubah negara ini saja, tidak.

            Novel ini mengangkat tema yang cukup kompleks. Emansipasi perempuan akan kesetaraan di masa lampau, konflik keluarga yang tak hanya tentang perbedaan isi kepala namun juga perbedaan keyakinan dan cara ibadah, serta tentang banyaknya oknum yang mencari keuntungan pribadi atau kelompok  dengan berlindung di balik kata 'pemerintah'. 

Menurut saya pribadi, Okky Madasari berhasil menguak sisi kelam salah satu orde pemerintahan di Indonesia. Tak hanya itu, Okky juga secara tak langsung menyampaikan kritik akan oknum-oknum itu, bahwa ternyata banyak sekali kambing hitam yang ditangkap dan dituduh sebagai PKI, padahal tokoh di atas hanya rakyat yang ingin menyampaikan aspirasi dan mempertahankan tanahnya.

            Novel ini mengedukasi masyarakat bahwa memilih adalah mutlak hak serta kebebasan pribadi. Tiap seorang manusia berhak memilih keyakinan, calon pemimpin, bahkan pilihan-pilihan sederhana dalam hidup. Tak sekalipun pantas sebagai sesama manusia menghakimi orang lain akan jalan hidup yang dipilihnya secara sadar.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun