Mohon tunggu...
Kamila. S.Pd.I
Kamila. S.Pd.I Mohon Tunggu... Guru - Biografi

Nama saya Kamila, S.Pd.I , lahir di Jakarta tanggal 16 Desember 1981. Tahun 2008 saya dan keluarga hijrah ke kampung halaman bapak di Sulawesi. Sekarang saya menetap di Sulawesi barat dan pekerjaan saya Sebagai Kepala Madrasah MI DDI LIPU Kab. majene, organisasi yang saya ikuti sebagai wakil ketua K3M( Kelompok kerja Kepala Madrasah), sekertaris Dharma wanita Kemenag Majene, tim GGDN (Guru Guru Nusantara), masuk komunitas Cakrawala Blogger Guru. Untuk karya Alhamdulillah sudah terbit buku beberapa buku antalogi. memilki 2 oarng putri dan 2 orang putra. menyalurkan hoby menulis dengan mengikuti beberapa ivent menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Nefroblastoma

27 Agustus 2023   10:10 Diperbarui: 29 Agustus 2023   07:46 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“ Dimana posisita sekarang?.”

“Pangkep. Kenapa? Tanyaku penasaran

“ Nur panas tinggi, jadi mau na bawa tante kembali ke Wahidin dan langsung masuk IGD. Jawabnya dengan nada cemas. 

Ya Allah, tadi siang adikku baru datang dari wahidin, masa mau ke wahidin kembali? Hatiku berkecamuk resah, gelisah. langsung kukatakan kepada suami agar percepat jalannya mobil. Aku sampaikan juga kepada anakku agar Nur di balurin dulu dengan minyak kutus -kutus siapa tahu panasnya turun.

************

Hari Jumat pagi pukul 08.00 wita, suami menyampaikan mau mengganti ban mobil terlebih dahulu, karena sebentar siang kami bersama adik ipar akan  ke Kabupaten Maros menjenguk sepupu satu kali suami yang sedang terbaring sakit. Tidak enak rasanya jika kami tak meluangkan waktu untuk menjenguk meskipun hanya sebentar saja. Dengan harapan bisa memberikan semangat dan doa terbaik untuknya.

“ Mil, kalau panasnya Nur nggak turun turun antar gua ke rumah sakit Wahidin ya? Dokter tadi sudah sampaikan pesan lewat Whatsapp, kalau masih panas langsung bawa ke IGD.” tanyanya padaku sambil mengkompres Nur. “ Iya Dil, pasti gua antar. Akupun masuk ke kamar belakang, kebetulan suami sudah tiba setelah service ban mobil. Namun saat sedang bercerita dengan suami, tiba-tiba terdengar suara adikku memanggil namaku dari arah kamar depan.

“Mil … Mil …. ayo bawa Nur sekarang ke rumah sakit. Nur Mimisan”. Dengan suara bergetar memanggil namaku. Tak perlu berfikir panjang aku dan suami lekas bersiap-siap untuk membawa Nur ke rumah sakit Wahidin. Suami juga lekas menghubungi adiknya untuk membatalkan rencana siang ini menjenguk sepupu yang juga sedang sakit.

Semua perlengkapannya Nur mulai dari pakaian, bantal, guling, tempat obat bahkan kursi roda juga kami masukkan ke dalam mobil. Aku hanya berdoa dalam hati semoga Nur tidak apa-apa mau menangis tapi air mata ini tertahan. Aku tak ingin merekam menangis. Dalam perjalanan alhamdulillah darah dari hidungnya mulai berhenti. Perasaan yang tadi  tegang berangsur pudar. Namun dzikir dan doa tak pernah berhenti untuk Nur.

Sampai di rumah sakit aku langsung menemani adik ke ruang IGD, suami langsung mencari tempat parkir mobil. Semua berkas administrasi mamanya Nur yang urus, sedangkan aku mendorong Nur dengan kursi rodanya menuju ruang IGD khusus anak. Sambil kupijit-pijit  Nur. Perawat mengambil darahnya melalui suntikan.

“Mil, elu pulang aja sama suami elu. Nanti gue disini sama Nur, gua engga enak sama suami elu.”ucapnya kepadaku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun