Mohon tunggu...
kamila sari
kamila sari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Kimia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Saya Kamila Sari, biasa dipanggil Kamila. Mahasiswi Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan jurusan Pendidikan Kimia. Mempunyai hobi menulis dan membaca serta senang bereksplorasi

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Bagaimana Perbandingan Penilaian CAT antara Indonesia dan India? Mengapa?

17 Juni 2024   23:23 Diperbarui: 17 Juni 2024   23:31 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat ini isu perubahan iklim telah menjadi sorotan utama bagi seluruh dunia. Banyak negara yang berusaha untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan memulai tindakan nyata guna melindungi lingkungan. Perubahan iklim kini semakin terlihat dan dampaknya semakin terasa pula oleh banyak orang, oleh karena itu sangat penting bagi negara-negara untuk mengevaluasi upaya mereka dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dan menerapkan kebijakan iklim yang efektif. Artikel ini akan membahas terkait perbandingan penilaian Climate Action Tracker antara Indonesia dengan India. 

Climate Action Tracker (CAT) adalah proyek ilmiah independen yang melacak tindakan pemerintah terhadap perubahan iklim dan mengukurnya sesuai dengan tujuan Perjanjian Paris yang disepakati secara global untuk "menahan pemanasan jauh di bawah 2°C, dan mengupayakan upaya untuk membatasi pemanasan hingga 1,5°C". 

Dalam penilaian CAT,  Indonesia dan India merupakan dua negara yang sering menjadi sorotan karena memiliki populasi yang besar dan pertumbuhan ekonomi yang pesat sehingga memiliki dampak yang besar terhadap perubahan iklim secara global. 

Penilaian yang diberikan oleh CAT ini berdasarkan pada kesesuaian tindakan yang diambil oleh negara-negara tersebut dengan target yang ditetapkan dalam perjanjian Paris. 

sumber:  Climate Action Tracker
sumber:  Climate Action Tracker

Dalam penilaian Climate Action Tracker, Indonesia dinilai sebagai "critically insufficient" yang yang berarti bahwa upaya yang dilakukan oleh Indonesia dalam mengurangi emisi gas rumah kaca masih jauh dari memadai bahkan sama sekali tidak memadai, meskipun Indonesia telah menetapkan berbagai kebijakan dan program untuk mengurangi emisi namun kecepatan dan skala tindakan yang diambil masih belum mencapai tingkat yang diharapkan. Hal ini dikaitkan dengan ketergantungan Indonesia terhadap energi fosil terutama batubara yang menyebabkan emisi gas rumah kaca yang tinggi. Penilaian ini ditinjau dari beberapa faktor yaitu:

Target NDC yang tidak ambisius: Target Kontribusi Nasional yang Ditetapkan Secara Bertujuan (NDC) Indonesia untuk 2030 dinilai tidak sejalan dengan upaya untuk membatasi pemanasan global hingga 1,5°C. 

Kurangnya aksi nyata: CAT menilai bahwa tindakan yang diambil Indonesia saat ini tidak cukup untuk mencapai target NDC-nya sendiri, apalagi untuk berkontribusi pada batas 1,5°C. 

Ketergantungan pada batubara: Indonesia masih sangat bergantung pada batubara sebagai sumber energi, yang merupakan salah satu penyumbang emisi gas rumah kaca terbesar. 

Deforestasi: Deforestasi yang tinggi di Indonesia juga berkontribusi terhadap emisi gas rumah kaca.

sumber: Climate Action Tracker
sumber: Climate Action Tracker

Sedangkan, dalam penilaian Climate Action Tracker negara India dinilai sebagai "highly insufficient" yang artinya upaya yang dilakukan oleh India dalam mengatasi perubahan iklim masih belum memadai untuk mencapai target yang diharapkan sesuai perjanjian Paris, meskipun India telah mengimplementasikan berbagai langkah dan kebijakan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, namun hal ini masih dianggap tidak memadai oleh CAT. Salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh India adalah pertumbuhan populasi yang cepat dan meningkatnya permintaan energi. Hal ini menyebabkan kebutuhan akan energi fosil yang tinggi seperti batubara. Meskipun India juga telah mengembangkan energi terbarukan namun tingkat penggunaan masih belum mencukupi untuk menggantikan penggunaan energi fosil. Penilaian CAT terhadap India ini ditinjau dari beberapa faktor yaitu:

 Target NDC yang ambisius namun kurang konkret: Target NDC India untuk 2030 ambisius dalam beberapa aspek, tetapi kurang konkret dalam hal bagaimana mereka akan dicapai. 

Kesenjangan antara target dan tindakan: Terdapat kesenjangan yang signifikan antara target NDC India dan tindakan yang diambil saat ini. 

Ketergantungan pada batubara: Seperti Indonesia, India juga sangat bergantung pada batubara sebagai sumber energi. 

Pertumbuhan emisi yang tinggi: Emisi gas rumah kaca India tumbuh dengan cepat, dan negara ini diperkirakan akan menjadi salah satu emitor terbesar di dunia dalam beberapa dekade mendatang.

Dapat disimpulkan, baik negara Indonesia maupun India diperlukan adanya peningkatan ambisi dan tindakan mereka secara signifikan untuk memerangi perubahan iklim. Penilaian CAT ini dimaksudkan untuk mendorong kedua negara untuk mengambil langkah-langkah yang lebih berani dan efektif untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan berkontribusi pada upaya global untuk membatasi pemanasan global.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun