Mohon tunggu...
Kamilah Dainawari
Kamilah Dainawari Mohon Tunggu... Mahasiswa - long-life learner

Mahasiswi IPB University

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Industri Halal di Era New Normal, Bagaimana Strateginya?

30 Maret 2022   21:27 Diperbarui: 30 Maret 2022   21:33 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh karena itu, dibutuhkan strategi pengembangkan sektor industri halal guna mendongkrak perkekonomian Indonesia di era new normal sehingga mampu menjadikan Indonesia sebagai pusat industri halal dunia.

1. Digitalisasi

Era new normal bertepatan dengan era digitalisasi 5.0 yang merupakan era yang memfokuskan kepada pemanfaatan komponen teknologi dan kemanusiaannya. Optimalisasi e-commerce marketplace dalam proses jual beli halal yang sesuai syariat merupakan salah satu strategi untuk memperoleh jaringan yang lebih luas. Menurut Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, digitalisasi juga membuat sistem terintegrasi yang bisa melacak dari hulu hingga hilir sehingga bisa menjamin kehalalan produk dari sisi sumber daya material bahkan bisa melacak bebas kontaminasi bahan-bahan ataupun aktivitas yang tidak halal.

2. Roadmap yang jelas

Sebuah roadmap digunakan sebagai penunjuk arah yang berisi acuan dalam mengembangkan industri halal, tentu saja roadmap yang jelas harus disertai data tervalidasi dan prediksi dari para ahli di bidangnya. Roadmap yang dikeluarkan oleh Komite Nasional Ekonomi Keuangan Syariah diharapkan dapat menjadi tonggak yang penting untuk mencapai visi Indonesia sebagai pusat industri halal global. Untuk mendukung ketersediaan data, Bank Indonesia juga meluncurkan Halal Market Report.

"Laporan ini memberikan kita berbagai informasi tentang potensi industri halal Indonesia, tantangan dan keunggulan kompetitif serta posisi pasar halal global serta membuka peluang perdagangan dan investasi di Indonesia," ujar Perry.

3. Sinergi dan kolaborasi antara pemerintah, otoritas, pelaku industri halal, serta masyarakat

Menurut Perry, sinergi dan kolaborasi ini sangat penting untuk mempromosikan pengembangan industri halal di Indonesia. Semangat kolaborasi cukup membuahkan hasil yang baik. Ditinjau dari data pada kuartal kedua kedua tahun 2021, industri halal Indonesia tumbuh 8,2% yoy lebih tinggi dari pertumbuhan PDB Indonesia pada periode yang sama yang mencapai 7,07%. Sektor yang menopang pertumbuhan industri halal ini adalah makanan halal, fesyen muslim dan pariwisata ramah islam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun