Jika pedagang kaki lima direlokasi tanpa ada kegaduhan, jangan lupa yang meramaikan itu media. Kekuatan media sosial tidak tertandingi. Pengaruh media sangat besar, Cita Citata dengan lagunya "Sakitnya tuh di sini" salah satu posting menyebut 35 juta yang melihat. Seorang artis dengan pengikut di media sosial 7 juta, sekali dia menuliskan sesuatu di media sosial, paling tidak jutaan pengikutnya akan membaca. Dari 7 juta pengikut tadi, masing-masing bisa share kemana-mana.
Inilah yang dimengerti oleh para kompasianer, blogger, dan netizen. Yang mengerti bahasa idiom yang pas untuk disampaikan kepada masyarakat, ya para kompasianer dan blogger itu sendiri; sebagai orang yang sering berinteraksi dengan masyarakat melalui tulisan. Beliau menyarankan mumpung para kompasianer sedang berkumpul, buatlah idiom-idiom baru yang mudah dimengerti masyarakat dalam menyampaikan pesan revolusi mental.
Selain Arswendo Atmowiloto, narasumber lainnya adalah Drs. Soleh Amini Yahman, Psi, M.Si, M.Pd, seorang dosen, psikolog, dan motivator. Untuk melengkapi pemaparan keduanya, mereka didampingi pejabat BKKBN yaitu Dr. Abidinsyah Siregar, DHSM M.Kes; Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan dan Informasi serta DR. Sudibyo Alimoeso, M.A.; Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga. Sebagai moderator adalah Kompasianer Niken Satyawati, S.Kom.
6 Artiket Terkait Kompasiana Nangkring BKKBN:
1. Ke Solo Hanya untuk Belajar Revolusi Mental dari BKKBN
2. Membentuk Keluarga Indonesia yang Berkarakter
3. Pembangunan Karakter Manusia Surakarta dengan Konsep 3WMP
4. Revolusi Mental dengan Rumus 4T
5. Pesan Bang Wendo untuk Para Kompasianer
6. Membangun Indonesia Bersama BKKBN
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H