Seorang penyair terkenal Amerika Serikat asal Belanda Walt Whitman membuat puisi yang kira-kira berbunyi, "To whom I must speak today, American are busy" (Kepada siapa saya harus berbicara hari ini , Amerika sedang sibuk). Oleh beberapa ahli, teorinya ini dianggap sebagai ilmu komunikasi yang paling bagus. Dalam pengertian, komunikasi itu sebetulnya yang paling penting menyampaikan kepada siapa.
[caption caption="Arswendo Atmowiloto."][/caption]
Hal itu disampaikan Arswendo Atmowiloto (moderator; Mbak Niken Satyawati memanggilnya "Bang Wendo") pada acara Kompasiana Nangkring bersama BKKBN di Solo Paragon Hotel, Surakarta Jawa Tengah pada hari Kamis 20 Agustus 2015. Beliau hadir sebagai pembicara kedua di acara yang bertema "Menanamkan Revolusi Mental Melalui 8 Fungsi Keluarga".
Menurut beliau, tata nilai dalam pembentukan karakter sudah ada sejak dulu, tinggal bagaimana tata nilai itu dikemukakan oleh kompasianer. Perlunya keluarga dalam pembangunan karakter, juga sudah ada dalam program BKKBN. Tapi diakui ada kesulitan ketika harus menyampaikan kepada masyarakat.
Idiom populer dalam bahasa Jawa menyatakan "Nut ing Jaman kalakone" (mengikuti zamannya). Jadi ketika kita harus berbicara dengan remaja (dalam tema ini tentang pembentukan karakter dan program BKKBN) gunakan dengan idiom-idiom yang disepakati atau dikenal masyarakat luas.
Dengan idiom yang kompasianer dan blogger miliki, maka ketika membicarakan keluarga berencana akan tuntas dengan mudah. Mungkin dalam penyampaian akan menyinggung seksologi. Tapi itu wajar, tidak mungkin berbicara tentang keluarga berencana tanpa menyinggung hubungan seksual. Jika sekarang kompasianer bisa menciptakan idiom baru dan dimulai dari Solo ini, seluruh Indonesia pasti akan mengikuti.
Bang Wendo mengaku selama tiga tahun ada di BKKBN Bidang Kependudukan. BKKBN tiap tahun mengadakan lomba blog, beliau mengajak para blogger dan kompasianer untuk ikut meramaikan lomba blog BKKBN.
Untuk membuat suatu tulisan salah satu unsurnya adalah kreatif. Pengertian kreatif adalah menciptakan sesuatu yang baru atau memperbarui ciptaan lama. Misalnya air minum dalam botol, dahulu tidak ada tapi sekarang banyak produsen yang menjual dalam beragam merk.
Manusia berbeda dengan itik. Ketika anak itik baru menetas dari telur, dia sudah bisa berjalan, kemudian bisa berenang. Cara berenang itik dari zaman dahulu tetap sama; gaya itik. Dia tidak bisa berenang dengan gaya dada atau gaya punggung seperti manusia. Manusia adalah makhluk paling kreatif dan memiliki insting.
Demikian pula dengan kumbang, dia akan selalu membuat rumah segi delapan sempurna. Tidak ada kumbang yang membuat rumah susun sederhana. Cara kawin binatang pun selalu sama.
Yang kedua profesional, jika memang orangnya pintar ya sudah pintar saja. Yang ketiga bersekutu (berkumpul), berkumpul seperti acara Kompasiana Nangkring ini akan menghasilkan banyak ide dan pemikiran, kemudian usahakan rumuskan sesuatu.
Jika pedagang kaki lima direlokasi tanpa ada kegaduhan, jangan lupa yang meramaikan itu media. Kekuatan media sosial tidak tertandingi. Pengaruh media sangat besar, Cita Citata dengan lagunya "Sakitnya tuh di sini" salah satu posting menyebut 35 juta yang melihat. Seorang artis dengan pengikut di media sosial 7 juta, sekali dia menuliskan sesuatu di media sosial, paling tidak jutaan pengikutnya akan membaca. Dari 7 juta pengikut tadi, masing-masing bisa share kemana-mana.
Inilah yang dimengerti oleh para kompasianer, blogger, dan netizen. Yang mengerti bahasa idiom yang pas untuk disampaikan kepada masyarakat, ya para kompasianer dan blogger itu sendiri; sebagai orang yang sering berinteraksi dengan masyarakat melalui tulisan. Beliau menyarankan mumpung para kompasianer sedang berkumpul, buatlah idiom-idiom baru yang mudah dimengerti masyarakat dalam menyampaikan pesan revolusi mental.
Selain Arswendo Atmowiloto, narasumber lainnya adalah Drs. Soleh Amini Yahman, Psi, M.Si, M.Pd, seorang dosen, psikolog, dan motivator. Untuk melengkapi pemaparan keduanya, mereka didampingi pejabat BKKBN yaitu Dr. Abidinsyah Siregar, DHSM M.Kes; Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan dan Informasi serta DR. Sudibyo Alimoeso, M.A.; Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga. Sebagai moderator adalah Kompasianer Niken Satyawati, S.Kom.
6 Artiket Terkait Kompasiana Nangkring BKKBN:
1. Ke Solo Hanya untuk Belajar Revolusi Mental dari BKKBN
2. Membentuk Keluarga Indonesia yang Berkarakter
3. Pembangunan Karakter Manusia Surakarta dengan Konsep 3WMP
4. Revolusi Mental dengan Rumus 4T
5. Pesan Bang Wendo untuk Para Kompasianer
6. Membangun Indonesia Bersama BKKBN
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H