Mohon tunggu...
Bung Yusuf
Bung Yusuf Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar Organik

Saya adalah insan pembelajar yang setia terhadap prinsip Ilmu Alamiah, Amal Ilmiah

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Anak Muda dalam pemilu 2024: Hanya Obyektifikasi atau Ikut Partisipasi?

20 November 2023   19:58 Diperbarui: 20 November 2023   20:03 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Jumlah pemilih muda yang menjadi pemilih pada pemilu 2024 menjadi kategori yang sangat strategis untuk mendulang suara bagi para politisi. Suara pemilih muda seringkali disebut-sebut sebagai kunci untuk memenangkan pemilu 2024. 

Ada beberapa hasil kajian yang menunjukan bahwa anak muda cenderung skeptis terhadap politik khususnya terhadap pemilu dan kandidatnya, namun tidak berarti anakmuda merasa pesimistis terhadap pendidikan politik dan program program yang transformatif berbasis digital. 

KPU RI Telah Menetapkan menetapkan DPT sebanyak 204.807.222 jiwa. Dari jumlah itu, 52 persen diantaranya merupakan pemilih muda (tempo.co)

Usia < 17 tahun: 0,003 persen atau 6.697

Usia 17-30 tahun: 31,23 persen atau 

63.953.031

Usia 31-40 tahun: 20,70 persen atau 42.398.719

Usia 40 >: 48,07 persen atau 98.448.775 (KPU RI)

Hasil survei CSIS itu menyatakan karakter calon pemimpin di 2024 di mata anak muda mengalami perubahan dibanding 2019 lalu. Hanya dalam lima tahun, sudah tampak perbedaan yang signifikan mengenai hal ini. Anak muda cenderung menyukai calon presiden dengan karakter jujur dan antikorupsi. Presentasenya mencapai 34,8 persen. Padahal di 2019 lalu, karakter ini hanya 11,1 persen.

Pergeseran tersebut diasumsikan terjadi karena meningkatnya ketertarikan anak muda terhadap isu-isu korupsi dan kebutuhan untuk mengedepankan agenda-agenda pencegahan dan pemberantasan korupsi ke depan," mengutip hasil riset CSIS. Hasil survey CSIS menyatakan ada tiga point utama yang di minat anakmuda Di antaranya mampu membuat perubahan (28,7 persen), bisa memimpin saat krisis (21 persen) dan inovatif dalam menerbitkan kebijakan (14,8 persen).

Melansir opini yang sampaikan oleh Peneliti dari Puskapol UI  (Fuadil Ulum) ada Kecenderungan yang diakibatkan karena sempitnya ruang masyarakat untuk melakukan ekspresi sehingga seakan-akan pemilu menjadi satu-satunya saluran aspirasi yang ada, padahal jika kita berbicara soal Demokrasi Partisipasi masyarakat khususnya anakmuda sangat amat dibutuhkan bukan saja hanya ketika momentum tahun politik.

Membaca ulang makna kaum muda

Isu anakmuda selalu menghiasi berbagai platform atau media yang digunakan oleh kalangan politisi, baik dalam media online ataupun kemasan event-event yang dikemas secara langsung tak ayal demi menarik simpati anakmuda langkah apapun ditempuh demi untuk meraih sebuah kemenangan.

Namun tidaklah kita sadar bahwa ada hal yang perlu kita sadari bahwa Anakmuda bukanlah sebuah objek yang bisa di jadikan sebagai Komoditas Politik. 

Pemahaman mengenai karakter anakmuda yang utuh perlu kiranya kita semua sadari dan jadikan itu sebagai sebuah prinsip, pedoman yang mengandung tata nilai yang harus di anut, kunci dari pemahaman mengenai karakter tersebut ada pada pendidikan dan literasi politik yang harus menjadi konsumsi wajib bagi pemikiran anak muda.

Jika kita mengembalikan kepada khitohnya semangat anak muda atau semangat kaum muda seperti pada masa sebelum kemerdekaan di tahun 1945 yang dimana Pada saat itu "Kalangan pemuda menculik Bung Karno dan Moh. Hata untuk mendesak segera memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia", ini adalah tentang sikap yang jelas, tidak pernah berkompromis dengan suatu hal yang tidak baik yang jauh dari tata nilai, sebuah sikap kemandirian yang tinggi dengan berlandaskan tekad yang bulat. karakteristik yang melekat dengan anakmuda adalah keinginan dan kehendak untuk bebas, agar mempunyai kedaulatan yang haqiqi serta keinginan untuk merdeka dari kekangan pihak-pihak yang di anggap menghambat, serta selalu tumbuh secara alamiah dan tanpa karbitan.

Pilihan Isu Strategis anakmuda tentang Pemilu 2024

1. Kesejahteraan Masyarakat 

Anakmuda kebanyakan memilih kesejahteraan masyarakat sebagai point utama yang bisa di wujudkan oleh para kontestan, pilihan ini tentu diperkuat dengan fenomena Covid-19 yang telah menyengsarakan kehidupan masyarakat sehingga berimplikasi terhadap sosial dan ekonomi, sehingga sangatlah logis apabila anakmuda memilih Kesejahteraan sebagai pilihan utama yang di inginkan.

2. Pemberantasan Korupsi

Korupsi merupakan kejahatan kemanusiaan yang mengakibatkan jurang ketimpangan semakin dalam, agenda pemberantasan korupsi seakan belum menemukan titik paling terang sepanjang sejarah reformasi, tak aya ini menjadi sebuah kegelisahan bagi anakmuda yang berkeinginan mewujudkan pemberantasan korupsi dengan hukuman mati.

3. Pekerjaan yang layak dan hak-hak masyarakat sipil

Pekerjaan yang layak ialah sebuah pekerjaan yang menjadi sebuah kewajiban bagi negara untuk menjamin keberlangsungan penghidupan dan kehidupan masyarakat nya, sebagai acuan Menurut Organisasi Buruh Internasional (ILO), pekerjaan yang layak mencakup kesempatan untuk melakukan pekerjaan yang produktif dan memberikan pendapatan yang adil, keamanan di tempat kerja dan perlindungan sosial bagi keluarga, prospek yang lebih baik untuk pengembangan pribadi dan integrasi sosial, kebebasan bagi masyarakat untuk mengekspresikan pendapat mereka . berkepentingan, mengatur dan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang mempengaruhi kehidupan mereka dan kesetaraan kesempatan dan perlakuan bagi semua perempuan dan laki-laki.

Paling tidak ada 4 item atau kriteria yang harus di penuhi untuk mewujudkan sebuah pekerjaan yang layak yaitu:

* Penciptaan Lapangan Kerja - tidak seorang pun boleh dilarang melakukan pekerjaan yang mereka inginkan karena kurangnya kesempatan kerja

* Hak-hak di Tempat Kerja, termasuk upah minimum - Hak-hak pekerja antara lain mencakup hak atas kondisi yang adil dan menguntungkan, hari libur, 8 jam kerja sehari, non-diskriminasi dan upah layak bagi mereka dan keluarganya.

* Perlindungan Sosial - semua pekerja harus mendapatkan kondisi kerja yang aman, waktu luang dan istirahat yang cukup, akses terhadap tunjangan seperti layanan kesehatan, pensiun, cuti sebagai orang tua, dan masih banyak lagi.

* Dialog Sosial - pekerja harus mampu menerapkan demokrasi di tempat kerja melalui serikat pekerja mereka dan menegosiasikan kondisi tempat kerja mereka serta kebijakan ketenagakerjaan dan pembangunan nasional dan internasional

4. Penanggulangan Krisis Iklim

Dampak dari perubahan iklim telah mengubah ekosistem yang di tinggali oleh sebagian masyarakat menjadi sebuah ancaman nyata, mulai dari kebakaran hutan, kekeringan, banjir, serta suhu udara yang kian hari makin terasa panas adalah sekumpulan fenomena yang nyata terjadi.

Melansir postingan (https://youtu.be/-3wyGhVD58k?si=GJMwViPkjc2nP4OW) yang di lakukan oleh Greenpeace Indonesia ada upaya yang bisa dilakukan salasatunya adalah upaya litigasi iklim yang tujuannya adalah untuk mewujudkan keadilan sosial ekologis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun