"Saat tsunami, konflik tetap berjalan. Selama pandemi sedikit surut. Sekarang selama pandemi hanya habis beras setengah karung 15 kg dan 5 ekor bebek. Sebelumnya bisa sampai 1 karung dan 10 ekor bebek," ucap Pak Nasir.
"Orang jaga malam rame dulu, termasuk nasi tentara yang berjaga masa konflik kami yang masak," tambahnya.
Pengunjung, kata Pak Nasir, banyak dari kalangan mahasiswa, pernah juga dikunjungi oleh turis dari negeri jiran, dari Jawa. Semenjak ada handphone, semua menjadi mudah, nasi kuntilanak semakin dikenal oleh masyarakat luar.
Tempat yang nyaman dengan pemilik yang sangat ramah. Bersedia berbagi cerita apapun. Serasa makan di rumah sendiri. Buat Anda yang ingin merasakan juga sensasi menikmati sepiring bebek masak Aceh yang kaya bumbu dan rempah khas Aceh, Anda bisa berkunjung kesini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H