Mohon tunggu...
Kamaruddin
Kamaruddin Mohon Tunggu... Jurnalis - Mengingat bersama dengan cara menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Cuka

9 Mei 2022   20:51 Diperbarui: 9 Mei 2022   20:54 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Botol Cuka | Istimewa

"Butuh berapa Ci," tanyaku lagi sambil menuju ke arah tempat Cuka itu diletakkan.

"Dua saja," tegas Cici.

Lalu aku mengambil dua Cuka menaruhnya di atas meja kasir, dan memasukkan ke dalam plastik.

"Harganya berapa," tanya Cici.

Dalam sekejap, aku membuka catatan harga yang telah aku catat semalam. Tak ada list harga Cuka, itu membuatku gagap, tak tahu cara menjelaskan harga Cuka ke Cici.

Pandanganku mengarah ke botol sirup cap patung. Botol Cuka tidak berbeda jauh dengan botol sirup cap patung. Hanya warna saja yang beda. Cuka berwarna putih, sirup cap patung berwarna merah.

Ide kreatifku muncul, dan menganggap harga Cuka hanya sedikit lebih murah dari sirup Cap Patung. Cap patung saat itu harganya 18 ribu. Aku memutuskan harga Cuka 15 ribu.

"15 ribu aja Ci, kalau dua 30 ribu," jelasku

Cici langsung menyodorkan uang Rp50 ribu, kembalian 20 ribu. Tanpa bertanya apapun, Cici langsung pergi meninggalkan toko Ganda Rasa.

Seorang kasir senior turun dari lantai dua, karena masih ragu dengan harga cuka aku bergegas menghampirinya dan bertanya;

"Bang semalam lupa catat harga Cuka,".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun