Sebelum kemajuan keilmuan diraih oleh dunia bagian barat, dunia bagian timur sudah terlebih dahulu mengalami kemajuan yang luar biasa. Salah seorang ulama dari Turki Utsmani, Al-Alamah Kalanbawi, pernah membuat insinyur asal Prancis ta'ajub.
Pada tahun 1201 H, insinyur asal Prancis itu datang ke Turki dan menghadap menteri luar negeri. Insinyur itu bertanya, adakah di Turki seseorang di Turki yang bisa memecahkan salah satu dari masalah Logaritma yang tidak bisa ia selesaikan bahkan oleh ilmuan dari negerinya. Menteri membawanya ke tempat Imam Kalanbawi.
Besoknya ilmuan asal Prancis ini bersilaturahmi ke rumah Kalanbawi. Sang ilmuan terkejut bukan main saat melihat rumah dan pakaian Kalanbawi. Di luar ekspektasinya, ia seperti tidak melihat sosok penting pada Kalanbawi. Sang insinyur lalu pergi dan berjanji akan kembali.
Ketika kembali untuk kedua kalinya, Sang Insinyur kembali terkejut, kali ini ia terpukau dengan sosok Kalanbawi yang berhasil memecahkan masalah terkait Lagoritma, bahkan berhasil merumuskan seribu formula baru yang ditulis dalam dua maqalah.
Bagaimana tidak terkejut, saat itu ilmuan barat baru memulai mempelajari Logaritma, namun Kalanbawi sudah melampaui. Sehingga insinyur asal Prancis itu berbisik ke Menteri Luar Negeri Turki. "Seandainya Kalanbawi ini berada di negeriku '(Prancis) sungguh harganya seperti harga emas," timpal insinyur.
Titik kemunduran ilmuan timur
Ketika masa Hasan Al-Jabarti, ilmuan asal timur mulai menurun diminati. Sebenarnya, di masa Hasan Jabarti langkah kita masih sama dengan barat. Namun, di masa Al-Alamah Hasan Al'Attar kita sudah tertinggal satu langkah, mereka sudah bil-fi'li (perbuatan), kita masih bil-quwwah (perbakatan).
Tapi masih ada kesempatan untuk mengejarnya. Masa lanjutan kita tertinggal seribu langkah. Menurut Al-Alamah Zahid Kausari' ada beberapa ilmuan dulu yang menguasai ilmu sains seperti Ali Khausyaji, Mufti Zadah Kabir, Abdul Karim Amasi, Muhammad Amin bin Sadrudin Syairazi dan banyak lain nya.
Setelah era Hasan Jabarti ilmu sains mulai dikuasai oleh pelajar yang bukan ahli agama. Sehingga berakibat terjadinya gesekan satu sama lain. Seolah-olah ilmu sains bertolak belakang dengan ilmu agama. Ilmu agama terasa jauh dari kemajuan.