Mohon tunggu...
Kamaruddin
Kamaruddin Mohon Tunggu... Jurnalis - Mengingat bersama dengan cara menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Transisi Energi Terbarukan Menuju Indonesia Net Zero Emissions

18 Oktober 2021   08:39 Diperbarui: 18 Oktober 2021   08:43 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Negara Republik Indonesia memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah ruah untuk dapat diolah sebagai sumber energi terbarukan, akan tetapi pembangunan energi terbarukan sebagai sumber energi sehari-hari belum menjadi prioritas, padahal potensi energi terbarukan di Indonesia mencapai 432 gigawatt.

Untuk itu, tentukan masa depan Indonesia dengan transisi energi mulai dari sekarang. Indonesia harus memulai untuk mengakselerasi transisi energi (energi terbarukan) untuk menuju Indonesia Net-Zero Emissions.

Sampai dengan tahun 2019, lebih dari 90 persen pasokan energi primer di Indonesia berasal dari minyak bumi, batu bara, dan gas. Sementara itu, hanya sekitar delapan persen bersumber dari energi terbarukan.

Di sektor kelistrikan saja lebih dari 85 persen pasokan listrik di Indonesia pasti berasal dari energi fosil, padahal Indonesia memiliki potensi energi terbarukan yang mencapai 432 gigawatt atau delapan kali dari total kapasitas pembangkit terpasang saat ini. Namun, hanya 10,3 gigawatt energi terbarukan yang sudah dimanfaatkan secara komersial hingga saat ini.

Tren global terhadap energi terbarukan terus meningkat dan tumbuh secara signifikan dalam satu dekade terakhir. Namun di Indonesia, rata-rata laju penambahan kapasitas terpasang energi terbarukan dalam satu dekade terakhir hanya di kisaran 334 megawatt per tahun.

Berbeda dengan negara Vietnam, mereka laju penambahannya mencapai 1745 megawatt per tahun. Negeri kita masih sangat jauh tertinggal dengan Vietnam. Maka, kini saatnya kita bersinergi untuk masa depan menuju Indonesia Net-Zero Emissions.

Mengapa Indonesia harus memulai untuk mengakselerasi transisi energi terbarukan sekarang?

Biaya Pembangkitan

"Keekonomian energi terbarukan yang semakin kompetitif." 

Tren global membuktikan biaya pembangkitan energi listrik dari energi terbarukan semakin kompetitif.

Trend global pembangkitan energi listrik (Istimewa)
Trend global pembangkitan energi listrik (Istimewa)

Teknologi

"Teknologi di sektor energi terbarukan kini terus berkembang, semakin efisien dan kompetitif."

Disrupsi teknologi di sektor energi terus berkembang, seperti teknologi pembangkit listrik tenaga surya yang dapat dikembangkan secara modular. Desentralisasi dan demokratisasi pembangkit ini dapat mengubah model bisnis kelistrikan Indonesia di masa depan. Karena, usaha pembangkitan dan distribusi listrik tidak harus lagi bergantung pada Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Divestasi dan Investasi

"Divestasi dari energi fosil yang semakin marak, diiringi dengan investasi yang semakin tinggi untuk energi bersih."

Lebih dari 1000 institusi pembiayaan atau financial dengan nilai aset lebih dari US$ 11 triliun sudah mulai melakukan divestasi aset di bidang energi berbasis fosil. Tren divestasi ini diiringi dengan peningkatan investasi energi terbarukan.

Dikutip dari website Institute for Essential Services Reform (IESR) Indonesia, dari tahun 2015-2019, investasi global di bidang energi terbarukan selalu melebihi US$ 200 miliar per tahunnya. Bahkan di tahun 2017, peningkatan investasi global di bidang energi terbarukan mencapai puncak tertinggi dengan jumlah US$ 325 miliar.

Semakin kita menunda transisi energi terbarukan maka, akan semakin besar pula potensi jumlah aset pembangkit fosil yang akan terdampar dari disrupsi harga listrik energi terbarukan yang semakin kompetitif, hingga pada akhirnya akan menjadi beban ekonomi nasional.

Perubahan Iklim

Perlunya dekarbonisasi sektor energi yang cepat dan masif untuk mengejar target bauran energi primer dalam Nationally Determined Contribution (NDC) sampai dengan 2030 kenaikan suhu 1,5C.

Strategi Implementasi NDC 2017 (Istimewa) 
Strategi Implementasi NDC 2017 (Istimewa) 


Sebagai komitmen untuk berkontribusi terhadap aksi mitigasi perubahan iklim sesuai UU No. 16 tahun 2016. Keikutsertaan Indonesia untuk berkontribusi dalam mitigasi perubahan perubahan iklim global menjadi komitmen yang harus direalisasikan secara serius agar upaya untuk melindungi rakyatnya dari ancaman dampak perubahan iklim semakin nyata.

Grafik Emisi Rumah Kaca dari 2010-2017 (Istimewa)
Grafik Emisi Rumah Kaca dari 2010-2017 (Istimewa)
Berdasarkan rencana pembangunan Indonesia mengemukakan dapat mencapai target NDC di tahun 2030. Namun, target NDC yang diratifikasi Indonesia sendiri dinilai masih belum cukup untuk mencapai target perjanjian paris, sehingga dapat dikatakan bahwa Indonesia belum cukup ambisius dalam menjalankan komitmennya.

Berdasarkan faktor tersebut, transisi energi berbasis energi terbarukan di Indonesia menjadi semakin mendesak untuk dilakukan. Dengan transisi energi Indonesia berkesempatan untuk meningkatkan ketahanan energi berkelanjutan dan dapat merealisasikan kontribusinya secara signifikan dalam menurunkan emisi gas rumah kaca, serta mendorong kegiatan produktif dengan akses energi berkualitas.

Di banyak negara proses transisi energi sudah mulai dilakukan dan dipersiapkan, karena dalam bertransisi tentu akan membutuhkan waktu yang tidak sebentar.

Perubahan ini perlu dimulai sejak dini dan melibatkan semua pemangku kepentingan, agar dampak dari transisi yang dilakukan dapat dikelola dengan baik. Kita sebagai masyarakat memiliki peran penting untuk mendorong dan mendukung upaya transisi energi di tanah air dengan mendesak pemerintah untuk meningkatkan bauran energi terbarukan yang lebih agresif dan menyusun peta jalan transisi energi nasional.

PLN sebagai satu-satunya perusahaan listrik di nusantara harus bisa menyediakan dan memfasilitasi listrik dan akses energi terbarukan bagi konsumen dan industri. Kita juga bisa mulai memanfaatkan teknologi energi terbarukan seperti surya atap untuk dapat memiliki rumah, perkantoran dan tempat beraktivitas lainnya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun