Pandemi COVID-19 membuat pemerintah harus melakukan penutupan sementara terhadap ribuan sekolah di seluruh Indonesia demi menurunkan laju penularan. Akibatnya, jutaan anak tidak lagi bersekolah atau harus belajar secara jarak jauh.
Namun, pada masa ini, tanpa akses yang setara terhadap pendidikan, pembelajaran dan potensi jutaan murid akan dirugikan.
Rancangan metode pembelajaran yang inovatif dapat menjadi solusi untuk mengatasi hambatan kegiatan belajar mengajar jarak jauh dan memastikan anak dapat terus belajar.
Pandemi COVID-19 diperkirakan akan meningkatkan kekurangan gizi ibu dan anak secara signifikan. Pandemi juga dapat mengganggu banyak layanan gizi, termasuk program deteksi dini dan pengobatan anak-anak yang kurang gizi.
Dalam kondisi seperti ini, layanan perbaikan gizi untuk anak-anak dan keluarga yang rentan harus tetap terpenuhi. Layanan gizi tersebut di antaranya pemantauan pertumbuhan, distribusi mikronutrien esensial, dukungan bagi para ibu untuk memberi makan bayi mereka secara aman dan memadai, serta menyediakan makanan yang praktis, ekonomis, dan sehat bagi keluarga untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh.
Ketersediaan perlindungan sosial dapat menjadi solusi bagi rumah tangga miskin agar tetap dapat memenuhi kebutuhan pengasuhan anak dan mengalokasikan dana bagi anak.
Otoritas setempat sebaiknya menguatkan sistem perlindungan anak dan mencegah serta merespons kasus kekerasan, eksploitasi, dan pelecehan terhadap anak guna melindungi anak dari kekerasan, eksploitasi, dan pelecehan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H