Mohon tunggu...
Kalita MevianaPramesti
Kalita MevianaPramesti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saat ini saya merupakan seorang Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Jember. Saya memiliki interest atau ketertarikan di bidang budaya dan juga bahasa. Sebelumnya, saya tidak memiliki ketertarikan terhadap politik sedikitpun. Namun, karena tuntutan pendidikan, saya berusaha untuk mempelajari dan mengikuti perkembangannya sedikit demi sedikit.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Merkantilisme: Pengertian, Sejarah, Perkembangan, dan Tokoh di Baliknya

7 Maret 2024   13:33 Diperbarui: 7 Maret 2024   13:34 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Mun tidak dianggap terlalu merkantilis, karena ia menyatakan bahwa "Negara akan menjadi makmur dengan cara yang sama seperti yang ditempuh oleh sebuah keluarga, dengan penghematan dan menyimpan uang lebih banyak ketimbang yang mereka keluarkan. Demikian juga, negara dan keluarga akan miskin jika terlalu banyak menghamburkan uang.

3. Jean Baptiste Colbert (1619 -- 1683)

Colbert memiliki paham bahwa hanya konsitusi dari sebuah harta perang yang penting dapat menjaga kekayaan nasional, juga kemampuan untuk menakuti dan mendominasi sebuah negara melalui kekuatan militernya.

4. Sir Willian Petty (1623 -- 1687)

Petty berangapan bahwa suku bunga merupalan hadiah dari kesabaran yang diberikan oleh pihak pemberi pinjaman. Terkait pandangannya tersebut, Petty sering mendapatkan kritikan dari para pemikir-pemikir skolastik yang menganggap suku bunga sebagai riba.

5. David Hume (1711 -- 1776)

Hume sangat memperhatikan faktor keadilan dan beranggapan bahwak etidakadilan akan memperlemah suatu Negara. Selain itu, Hume juga membahas tentang hubngan antara neraca perdagangan dengan jumlah uang dan tingkat harga barang-barang umum pada suatu negara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun