Namun jika kita menggunakan nilai garis kemiskinan yang digunakan Bank Dunia, yang mengklasifikasikan penduduk miskin penghasilannya kurang dari USD $37.5 per bulan (setara Rp. 4.900,- ), maka prosentase data di atas akan kelihatan tidak akurat karena nilainya seperti dinaikkan beberapa persen.
Lebih lanjut lagi, menurut Bank Dunia, kalau kita menghitung angka penduduk Indonesia yang hidup dengan penghasilan kurang dari USD $2 per hari angkanya akan meningkat lebih tajam lagi. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk Indonesia hidup hampir di bawah garis kemiskinan. Laporan lebih anyar lagi di media di Indonesia menginformasikan bahwa sekitar seperempat jumlah penduduk Indonesia (sekitar 65 juta jiwa) hidup hanya sedikit saja di atas garis kemiskinan nasional.
4. Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI) merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan sebuah negara dalam upaya membangun kualitas hidup manusia (masyarakat/penduduk). IPM diperkenalkan oleh Badan Program Pembangunan di bawah PBB (United Nations Development Programme/UNDP) pada tahun 1990 dan dipublikasikan secara berkala dalam laporan tahunan Human Development Report (HDR).
Penentuan peringkat IPM dilakukan melalui survei dengan obyek tiga dimensi utama yaitu: Standar Hidup Layak (PDB per kapita), Pendidikan, dan Kesehatan untuk semua negara seluruh dunia. Â IPM digunakan untuk mengklasifikasikan apakah sebuah negara adalah Negara maju, Negara berkembang atau Negara terbelakang dan juga untuk mengukur pengaruh dari kebijaksanaan ekonomi terhadap kualitas hidup.
Dalam laporannya, UNDP menempatkan IPM Indonesia masuk kategori sangat rendah di dunia, berada di peringkat 113 dari 188 negara di dunia, dengan nilai sebesar 0,689. Di ASEAN saja Indonesia tertinggal jauh dari Singapura (peringkat 9), Brunai (peringkat 30), dan Malaysia (peringkat 59). Juga masih dibawah Thailand (peringkat 93) dan Filipina (peringkat 98). Dengan peringkat itu Indonesia masih berada dalam kelompok negara menengah, sedangkan negara tetangga Malaysia masuk kategori tinggi.
Bahkan yang memprihatinkan lagi peringkat IPM Indonesia mengalami penurunan dari peringkat 110 (tahun 2014) turun menjadi peringkat 113 (tahun 2015). Penurunan itu disebabkan antara lain oleh faktor kesenjangan sosial yang tinggi, banyaknya kasus korupsi (Indonesia peringkat 5 negara terkorup di dunia), dan sebagainya.
Catatan Akhir
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pembangunan kualitas hidup bangsa Indonesia tergolong sangat rendah, dengan nilai IPM sebesar 0,689 yang berada di peringkat 113 dari 188 negara di dunia (berdasarkan penilaian UNDP).  Sedangkan tingkat ketimpangan kekayaan di Indonesia termasuk paling buruk di dunia, segelintir (1 %) orang terkaya menguasai  separuh (49,3 %) total asset negara. Dan sekitar seperempat jumlah penduduk Indonesia (sekitar 65 juta jiwa) hidup hanya sedikit saja di atas garis kemiskinan, dengan pendapatan per bulannya (per kapita) kurang dari Rp.798.000 (standar Bank Dunia).
Demikian catatan akhir tentang tingkat kemakmuran bangsa tercinta ini. Semoga kita dapat segera meningkatkan pembangunan kualitas hidup masyarakat lebih baik sehingga tercapai kemakmuran bangsa yang didambakan. Amin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H