Mohon tunggu...
De Kalimana
De Kalimana Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengenal Tasawuf

22 Oktober 2017   18:40 Diperbarui: 31 Mei 2018   19:03 6481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

- Tasawuf lebih berorientasi pada kesalehan individual

- Mengutamakan kehinaan dari kemuliaan (menyukai kesusahan dari kesenangan).

- Tasawuf sebagai penyebab keterbelakangan kehidupan kaum Muslim.

- Dua istilah yang sering disebut-sebut oleh orang-orang sufi adalah Syari'at dan Hakikat. Apabila sudah sampai pada tahap hakekat maka menjalankan syari'at bukan lagi suatu keharusan

 

Golongan Tasawuf.

 

Secara garis besar para kaum Sufi dalam memahami dan menjalani praktik tasawuf dibagi dalam tiga golongan, yaitu:

1. Kaum Sufi KONFENSIONAL. Mereka memahami hakekat dari apa yang ada pada ketetapan syari'at, dengan menjalani serangkaian proses tarekat (amalan spiritual) untuk mencapai tingkat makrifat.  Kalau di kalangan ahli fiqih dikenal mana sunnah dan mana yang bid'ah, maka di kalangan para sufi tidak dikenal hal seperti itu. Yang dipersoalkan para sufi adalah apakah hati kita semakin dekat kepada Allah atau tidak.

2. Kaum Sufi EKSTRIM.  Mereka memahami apa yang ada di balik ketetapan syari'at, sehingga bilamana hal itu telah dapat diselami, maka menjalankan syari'at bukan lagi suatu keharusan.

3. Kaum Sufi MODERN.  Tasawuf bukan metode pelarian sufi dari urusan dunia. Tasawuf yang sebenarnya adalah gaya hidup yang meliputi sikap, pandangan dan tingkah laku. Mereka tetap berpijak pada syariat untuk menjalani tarekat (jalan spiritual) agar mencapai hakekat. Tasawuf sering dipahami sebagai akhlak untuk mendekati Tuhan. Tiga dimensi dalam tasawuf yaitu  syariat, hakekat dan makrifat itu sejajar dengan tiga dimensi lain yang secara umum dikenal dalam Islam yaitu Islam, Iman dan Ihsan. Ihsan adalah dimensi tertinggi dalam Islam untuk menuju Tuhan, itulah makrifat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun