Pada tahap awal, teori dan amalan tasawuf selalu diformulasikan kepada pengaturan sikap mental dan pendisiplinan tingkah laku yang ketat. Dalam rangkaian metode pembersihan hati untuk mencapai makrifat, para sufi menetapkan dengan tiga tahap yaitu Takhalli,Tahalli,dan Tajalli.
(1) Takhalli, merupakan tahap pengosongan atau membersihkan hati dari keterikatan pada dunia. (untuk mengisi botol dengan air mineral maka hrs dikosongkan lebih dulu).
(2) Tahalli, merupakan tahap pengisian hati yang telah dikosongkan dengan akhlak Tuhan, yaitu disibukkan dengan dzikir dan mengingat Allah. Pada tahap ini, hati akan merasai ketenangan. Hatinya sedih jika tidak mengingat Allah dalam setiap detik.
(3) Tajalli, merupakan tahap "penampakan" Tuhan secara metafisik. Disitu kebahagian sejati telah datang, Ia lebur bersama Allah dalam kenikmatan yang tidak bisa dilukiskan. Pada tahap ini, para sufi menyebutnya sebagai Ma'rifah, orang yang sempurna sebagai manusia luhur.
Dalam tarekat, seorang salik (calon sufi), dengan bimbingan seorang syaikh mursyid (guru tarekat), harus menjalani tarekat (amalan spiritual) sesuai tahapan spiritual (maqam). Sebagai contoh, maqam pertama adalah Tobat, kemudian Sabar, Tawadhu (rendah hati) Zuhud (menjauhi keduniawian), Tawakal, dan seterusnya hingga Makrifat. Â Seseorang tidak dapat melewati sebuah maqam tertentu kecuali dengan menyempurnakan seluruh kewajiban yang harus dijalankan pada maqam tersebut.
Prinsip Maqam Ketasawufan :
a. Zikrullah, artinya mengingat Allah dengan cara menyebut nama-nama Allah (asma' al-husna).
b. Muraqabah: kesadaran bahwa seseorang tidak lepas dari pengawasan Allah,
c. Zuhud: membebaskan diri dari pengaruh dan godaan keduniawian.
Tokoh tarekat pertama yang terkenal adalah: Syekh Abdul Qadir Jaelani (Bagdad); Syekh Ahmad Riva'i (Mesir); dan Syekh Jalaluddin Rumi (Parsi)
Empat Tingkatan Tasawuf.