Kehadiran rombongan Long March Ciamis
Sekitar pukul 09.30 datang rombongan long march para santri dari Ciamis. Kedatangannya diumumkan oleh pembawa acara dan disambut dengan pekikan takbir. Mereka berangkat berjalan kaki dari Ciamis sejak Senin 28 November dan baru tiba di Monas hari Jumat. Meski terlihat kelelahan secara fisik namun tak nampak kelelahan di raut wajahnya. Mereka disambut oleh jamaah lainnya dengan pekikan takbir dan pelukan oleh jamaah yang dilintasinya. Pemandangan ini membuat saya tak kuasa menahan lelehan air mata haru dan bangga.
Saat ketua rombongan Ciamis didaulat naik keatas panggung dan menyampaikan kesan-kesannya, beliau menyampaikan antara lain, kendala transportasi. Ketika mendengar berita tentang pembatalan sepihak puluhan bus yang telah disewanya, beliau menyampaikan, “Meskipun tak ada bus, tetapi kami mempunyai kaki. Kami akan tetap membela Al Quran meski harus berjalan kaki ke Jakarta”. Pernyataan ini disambut dengan pekikan takbir berulang-ulang. Lagi-lagi hati saya tergetar dan terharu. Kalau saja saya tak hadir disini, betapa malunya saya. Betapa dangkalnya kecintaan saya pada Al Quran.
Qunut terpanjang
Qunut Nazilah dibacakan oleh Habib Ririeq Shihab selaku imam pada rakaat kedua shalat Jumat itu. Doa qunut itu sangatlah panjang, mungkin 10 kali lebih panjang dari doa qunut yang biasa say abaca saat shalat subuh. Meski begitu panjang dan lama, namun saya menyimak doa itu dengan rasa khusuk dan perasaan damai. Mungkin doa qunut itu rekor dunia juga.
Shaf shalat terpanjang di dunia
Disela-sela tausyiah, pembawa acara menyampaikan pengumuman bahwa shaft kita saat ini membentang dari masjid Istghlal, Monas, Bunderan HI, Tugu Tani hingga hampir mencapai jalan cempaka putih. Lagi-lagi disamput pekikan takbir jamaah.
Panitia memperkirakan jumlah massa Aksi Demo 212 ini lebih dari 4 juta. Subhanallah. Kalau memang benar demikian maka ini adalah rekor dunia bagi jumlah jamaah shalat Jumat.
Hipnotis Ustadz Bakhtiar Nasir
Saat Kapolri Jendral Tito menyampaikan pidato, massa menganggunya dengan respon negatif berupa teriakan pelecehan. Namun Ustadz Bakhtiar Nasir dapat mengatasinya. Beliau menyela pidato Kapolri dengan teriakan, “Saya Bakhtiar Nasir, tolong kita umat Islam menghargai simbol negara. Beliau adalah Kapolri yang juga harus kita hargai.” Selanjutnya Bakhtiar meredakan emosi massa aksi dengan pancingan yel-yel “ Tangkap, tangkap, tangkap si Ahok; tangkap si Ahok sekarang juga” tiga kali. Massa pun mengikuti dan terhipnotis dengan yel-yel itu.
Setelah massa terpuaskan, kemudian Bakhtiar melanjutkna, “Mari kita dengarkan pidato Kapolri dengan tenang”. Dan akhirnya massa pun mengikuti ajakan Bakhtiar dan menyimak pidato Kapolri dengan tenang. Lagi-lagi Ustadz Bakhtiar Nasir menunjukkan kelasnya sebagai orator ulung dan pengendali massa yang handal.