Kebetulan Sodirin dan ayahnya memiliki bisnis jual beli hewan ternak sehingga kerap ke kota. Dari situlah dia sering dititipi ambil uang di ATM oleh tetangganya. Tetangganya, percaya-percaya saja pin ATM "diintip" Sodirin. Maklum, Sodirin tergolong pemuda yang bisa dipercaya sehingga tak mungkin menciderai amanat.
"Di sini perputaran uang relatif tinggi. Terutama tranferan (kiriman) dari pemuda-pemuda kampung yang merantau ke luar kota. Sekali kirim, ada yang mencapai belasan juta," bebernya.
Diawali titip-menitip kartu ATM itulah, dia kemudian mendaftar menjadi BRI. Kebetulan saat itu, ada program "Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam Rangka Keuangan Inklusif" atau disingkat "Laku Pandai". Setelah melalui berbagai tahap verifikasi, akhirnya Sodirin resmi memiliki bank.
Jumlah nasabah yang dia miliki kini mencapai sekitar 100 orang. Merupakan warga dari empat RW di desanya. Sodirin mendapat fee (keuntungan) dari setiap transaksi. Baik menabung, mengambil uang, atau transfer.
Selain keuntungan dari BRI, dia juga mendapat rabat dari gerai pulsa telepon seluler, bayar listrik, serta angsuran berbagai kredit motor maupun elektronik. "Keuntungan cukup menjanjikan karena digabung dengan bisnis lain," kata dia tanpa menyebut angka.
Menyapa Masyarakat
Keberadan agen BRI merupakan solusi pelayanan terhadap masyarakat di daerah terpencil. "BRILink sebagai upaya mempermudah akses masyarakat yang belum mendapat layanan perbankan,” tutur Budi Satria, Corporate Secretary BRI (sumber: kompas.com).
Layanan ini terutama untuk daerah pelosok dan perbatasan. Syarat menjadi agen adalah, telah memiliki usaha minimal dua tahun atau usaha tidak berbadan hukum. "Agen harus memiliki lokasi usaha permanen dan memiliki reputasi baik," tambah Budi Satria.
Layanan agen BRI, ditargetkan menjangkau 70 ribu desa terpencil. Jumlah agen yang dibutuhkan sekitar 35 ribu tetapi saat ini baru terisi sekitar 20 ribu slot. "Ini adalah solusi untuk mengatasi keterbatasan jaringan kerja konvensional," ungkap Dirut BRI Asmawi Syam (sumber: kompas.com). Asmawi menyatakan, agen ini membantu BRI dalam menjangkau daerah-daerah remote untuk pembiayaan mikro (micro-financing).
Menurut Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad, program ini akan dijalankan 17 perbankan. Tahap awal, sebanyak empat bank sudah mendapat persetujuan untuk menjalankan. Yakni BRI, BCA, Bank mandiri, dan BTPN. "Dari empat bank itu, akan direkrut sekitar 128.039 agen selama periode 2015," beber Muliaman (sumber kompas.com).
Produk yang disediakan adalah tabungan dengan karakteristik Basic Saving Account (BSA), kredit atau pembiayaan kepada nasabah mikro, dan produk keuangan lainnya; seperti asuransi mikro.
[caption id="attachment_359251" align="alignright" width="300" caption="Pemandangan Desa Sambirata"]