Mohon tunggu...
Kaleb E. Simanungkalit
Kaleb E. Simanungkalit Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Dosen dan saat ini menjadi Ka. Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Sisingamangaraja XII Tapanuli. Saat ini penulis melanjutkan pendidikan S3 – Pendidikan Bahasa Indonesia di Universitas Sebelas Maret Surakarta dan menjadi Penerima Awardee Beasiswa Pendidikan Indonesia Batch 2 tahun 2023. Penulis sudah banyak menerbitkan karya-karya ilmiah yang sudah terbit dibeberapa jurnal nasional terindeks Sinta dan jurnal Internasional. Selain itu penulis juga sudah menghasilkan karya penerbitan Buku. Bahkan penulis juga menjadi editor di salah sau penerbitan buku dan editor jurnal nasional. Penulis juga merupakan pemilik akun youtube “Batak Storypedia” yang sudah memiliki 27.000 Subscriber dan Tiktok dengan 56.000 Pengikut yang bertema “Budaya dan sejarah Batak”.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Jejak Kata-Kata di Era Digital: Analisis Wacana Tekstual dan Kontekstual pada Era Industri 4.0

8 Maret 2024   00:47 Diperbarui: 8 Maret 2024   00:50 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun, untuk memahami sepenuhnya makna sebuah teks, kita juga perlu mempertimbangkan konteks di mana teks tersebut muncul. Wawasan kontekstual dalam analisis wacana mencakup berbagai faktor seperti latar belakang sosial, budaya, politik, dan teknologi yang mempengaruhi produksi dan penerimaan teks. Dalam era 4.0, di mana komunikasi semakin kompleks dan terhubung, memperhitungkan konteks menjadi lebih penting dari sebelumnya.

Dengan menggabungkan wawasan tekstual dan kontekstual, kita dapat mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif tentang makna sebuah teks di era 4.0. Ini memungkinkan kita untuk melihat bagaimana bahasa digunakan untuk mempengaruhi opini, membangun hubungan, dan menyebarkan informasi dalam lingkungan digital yang semakin kompleks dan terhubung.

Penerapan analisis wacana tekstual dan kontekstual di era 4.0 memiliki implikasi yang luas dalam berbagai bidang kehidupan. Dalam bisnis, pemahaman terhadap wacana digital memungkinkan perusahaan untuk mengembangkan strategi komunikasi yang efektif dan responsif terhadap kebutuhan konsumen. Dalam politik, analisis wacana membantu kita memahami dinamika komunikasi politik di media sosial dan memprediksi tren opini publik.

Selain itu, dalam pendidikan, penggunaan analisis wacana dapat membantu siswa untuk menjadi pembaca dan penulis yang lebih kritis dan cerdas dalam era 4.0 ini. Memahami bagaimana bahasa digunakan dalam konteks digital memungkinkan mereka untuk memahami dan menafsirkan pesan-pesan yang tersebar di dunia maya dengan lebih baik. Dalam budaya, analisis wacana membantu kita memahami bagaimana identitas dan nilai-nilai budaya dipertahankan dan dipromosikan melalui media digital.

Analisis wacana tekstual dan kontekstual memainkan peran yang krusial dalam memahami komunikasi di era 4.0. Dengan memadukan wawasan tentang struktur bahasa dan konteks sosial, politik, dan budaya, kita dapat mengungkap makna dan implikasi dari pesan-pesan yang tersebar di dunia maya dengan lebih baik. Oleh karena itu, penting untuk terus mengembangkan keterampilan dan pengetahuan dalam analisis wacana untuk tetap relevan dan responsif dalam menghadapi perubahan yang terjadi dalam komunikasi digital yang semakin dinamis.

Ditulis bersama Bapak Dr. Muhammad Rohmadi, M. Hum. (Dosen PBSI FKIP Universitas Sebelas Maret, Ketua Umum ADOBSI dan Penggiat Literasi Arfuzh Ratulisa). "Membacalah untuk menulis dan menulislah untuk dibaca umat sepanjang hayat. Ayo berliterasi dengan Ratulisa (Rajin Menulis dan Membaca) untuk Multigenerasi NKRI".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun