Mohon tunggu...
Umarulfaruq Abubakar
Umarulfaruq Abubakar Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa Universitas Islam Indonesia - Yogyakarta

Saya menulis bukan karena saya pandai menulis, melainkan karena ada yang ingin saya sampaikan. Saya ingin memberi kepada bangsa ini dan berbagi dengan anak-anak negeri walau hanya dalam sebentuk tulisan. Hitung-hitung juga sebagai deposito amal untuk nanti setelah mati. Salam kenal buat semua. Kenalkan (sambil mengulurkan tangan): saya Umarulfaruq Abubakar, asal Modelomo-Boalemo-Gorontalo.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Ayo Sambut Ramadhan

23 Juni 2012   05:26 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:38 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Sahabatku...

Kita tengah berada di awal Bulan Sya’ban. Itu berarti tidak lama kita akan memasuki Bulan Ramadan. Sepenuh pinta kita panjatkan kepada Allah, semoga kita diberikan umur panjang untuk dipertemukan dengan bulan yang sangat mulia dan berharga, menjalani ibadah di bulan Ramadhan dengan sebaik-baiknya, dan meraih meraih pundi pahala dan karunia yang tak terbatas. Kita semua sangat membutuhkan datangnya bulan penyucian diri ini. Ramadhan datang dengan membawa kebaikan dan keberkahan. Ia datang membawa berita gembira untuk seluruh alam. Ramadhan datang untuk mencuci hati hamba-hamba yang berdosa. Ia juga datang untuk mengangkat derajat para hamba yang berbakti semakin tinggi dari sebelumnya, menjadikan kita sebagai hamba yang bertakwa

Ramadhan adalah bulan yang Allah pilih untuk menjadi saat turunnya kitab dan risalah-Nya. Ia adalah bulan penghubung antara langit dan bumi. Saat rahmat tercurah dengan lebat, maghfirah mengucur bagai air bah, cahaya terpancar berpendar-pendar ke segala penjuru, dan kebaikan memancar di setiap menit dan detiknya.

Dalam bulan ini, disyariatkan ibadah puasa yang mempunyai banyak sekali keutamaan. Puasa mempunyai pengaruh yang menakjubkan dalam menjaga anggota tubuh luar dan kekuatan batin di dalam. Puasa juga menjaga diri dari pengaruhi hal-hal yang buruk yang dapat merusak jiwa. Puasa dapat mengangkasakan jiwa menuju ketinggian akhlak, kehalusan budi, keindahan pekerti, kematangan pribadi, kepekaan rasa, dan penghambaan yang seutuhnya kepada Sang Pencipta.

Puasa membebaskan diri dari gurita nafsu yang mengajak kepada hal-hal yang rendah. Ia menjadikan jiwanya merdeka dari lilitan nafsu syahwat dan kebinatangan yang bercokol kuat dalam diri. Dengan berpuasa seorang hamba dapat memperkecil jalannya setan dalam aliran darah, mengubah rasa ego menjadi cinta dan kasih sayang, rakus menjadi ridha dan qana'ah, liar menjadi sabar, pemarah menjadi pemaaf, galau menjadi tenang, kacau menjadi terarah.

Maka jadilah kebahagiaan diri seorang yang berpuasa tidak lagi terbatas pada pemuasan syahwat semata. Tidak sekedar memuaskan kebutuhan jasmaninya yang tak pernah berujung. Namun lebih dari itu, ia menikmati kenikmatan yang tiada tara dalam dirinya. Ketenangan dan kedamaian jiwa yang luar biasa dan selalu bersamanya kemanapun ia berada. Itulah kelezatan iman yang dapat membawanya kepada bahagia abadi sepanjang masa. Ibnu Abdil Barr berkata: "Cukuplah pernyataan Allah "Ash-Shaumu Li" menjadi keutamaan puasa dibanding ibadah-ibadah lainnya."

Maka sangat penting bagi setiap kita mempersiapkan diri menyambut kedatangan tamu yang istimewa ini. Kedatangannya dapat memberikan perubahan luar biasa ke arah yang lebih bagi mereka yang menyambutnya dengan persiapan sebaik-baiknya. Ramadan adalah bulan ibadah, bukan bulan makan, minum, dan bersenang-senang. Persiapan Ramadan tidak dengan menimbun bahan-bahan makanan pokok dan beragam kue-kue, membeli aneka baju warna-warni, mempersiapkan diri untuk jalan-jalan dan rekreasi, atau mulai memperhatikan aneka sinetron yang nanti akan ditonton saat Ramadhan tiba.

Sahabatku...

Amat jauh bedanya antara orang yang sibuk menyiapkan diri dan jiwanya dibanding orang yang hanya sibuk menyiapkan aneka makanan dan aksesoris makanan. Amat jauh bedanya antara orang yang niatnya menyiapkan dirinya untuk shalat tarawih dan ibadah lainnya, maka ia menyiapkan baju dan pakaiannya agar ia lebih nyaman beribadah, dengan pada orang orang sibuk membeli aneka baju yang akhirnya menyibukan dia dan melalaikannya dari beribadah. Kesibukan itu semakin sama semakin menjadi-jadi, lalu Ramadhan pun pergi meninggalkan kita yang rugi dan tersungkur karena tidak mendapatkan apa-apa.

Sungguh amat celaka orang yang bertemu dengan Bulan Ramadhan, kemudian Bulan Ramadhan pergi sementara ia belum diampuni”(HR. Bukhari)

Maka Untuk meraih Ramadhan spesial dan berkualitas kita perlu menyiapkan diri dari sekarang antara lain dengan:

Pertama, Menyiapkan hati menyambut tamu yang agung dengan perasaan harap dan takut kepada Allah

Kedua, Menjaga shalat berjamaah lima waktu di Mesjid

Ketiga, Tilawah Al-Qur’an paling kurang satu juz perhari

Keempat, Memperbanyak puasa sunnah

Kelima, Menjaga panca indera dari dosa. Terutama dosa mata, lidah dan telinga

Keenam, Banyak berdoa: Allahumma bârik lanâ fi Rajaba wa Sya’bân, wa Ballighnâ Ramadhân (Ya Allah berkahilah kami pada Bulan Rajab dan Sya’ban dan pertemukanlah kami dengan Bulan Ramadhan)

Ketujuh, Memperbanyak baca buku dan mendengarkan kajian tentang hukum-hukum puasa dan amalan-amalan utama di Bulan Ramadan

Tentang puasa ini , Ibnul Jauzi berkata: "Puasa itu ada tiga macam: Puasa rohani yaitu dengan tidak banyak berangan-angan, puasa akal yaitu dengan menentang hawa nafsu dan puasa anggota tubuh dengan menahan diri dari makan, minum dan berhubungan badan"

Ramadhan adalah waktu terapi intensif memperbaiki dan menjernihkan hati. Ibadah puasa, shalat tarawih, infak dan sedekah serta segenap ibadah yang diperintahkan disyariatkan didalamnya merupakan rangkaian program perbaikan diri dan masyarakat.

Saat-saat Ramadhan ini juga adalah waktu yang tepat untuk membuktikan kekuatan menahan keinginan dan perasaan, kesetiaan dalam ucapan, kesejatian dalam sikap, dan ketabahan dalam melaksanakan komitmen yang sudah diputuskan. Bila saat Ramadhan kita kalah, maka bersiaplah untuk kalah di bulan-bulan selanjutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun