Mohon tunggu...
Maya Rahma
Maya Rahma Mohon Tunggu... Jurnalis - Mencoba jadi penulis istiqomah

Mari saling mengenal lewat tulisan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Belajar "Kaya" dari Orang Desa

3 Februari 2021   18:09 Diperbarui: 3 Februari 2021   18:36 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kebun, ilustrasi oleh Freepik.

Siapa bilang orang desa itu erat hubungannya dengan kemiskinan? Oh jangan salah, ferguso. Itu tidak tepat sama sekali.

Meski berpenampilan sangat sederhana, orang desa itu sebenarnya punya kekayaan yang tidak disangka-sangka. Tampilannya saja tinggal di rumah dengan lantai yang masih dari ubin atau bahkan tanah. Tapi dibalik hal itu, ada hamparan sawah, kebun hingga ternak yang nilainya mencapai ratusan juta.

Berbeda dengan sebagian orang yang tinggal di kota. Berpakaian parlente, anak mall tapi isi dompet juga tidak banyak-banyak amat. Padahal rasanya sudah bekerja banting tulang. Tapi kok ya dapatnya segitu-segitu saja.

Kok bisa sih orang desa se-kaya itu? Intip rahasianya.

1. Tidak pilih-pilih makanan

Orang yang tinggal di desa, cenderung tidak pilih-pilih makanan. Mereka makan apa pun yang ada di lahannya. Entah itu sawi, kol atau kangkung. Apapun itu.

Bukan karena pelit, tapi orang desa cenderung lebih suka membelanjakan uangnya dalam bentuk investasi ketimbang makanan. Semboyan mereka ya makan apa pun asalkan bisa bikin kuat buat ke kebun.

Jadi, uang yang mereka dapatkan saat bekerja, lebih banyak disisihkan untuk membeli lahan ketimbang makan ala-ala di resto. Alhasil, hampir setiap anak orang desa, punya warisan yang bentukannya investasi jangka panjang. Seperti kebun, rumah atau hewan ternak. Hem...

2. Tidak suka mencicil

Beli barang dengan mencicil itu, bukan orang desa banget lho gengs! Khususnya untuk barang-barang yang besar gitu. Misal motor, mobil atau rumah. Mereka lebih suka cash!

Nah, kebiasaan ini suka tidak suka sebenarnya sangat berpengaruh bagi kehidupan berikutnya. Jika menginginkan sesuatu, orang desa lebih suka menabungkan uangnya terlebih dahulu. Setelah uang tersebut terkumpul, barulah mereka membeli barang yang diinginkan secara cash.

Jika dihitung-hitung, cara ini bikin kita lebih hemat lho. Bayangkan kalau setiap beli barang harus mencicil. Berapa besar bunga setiap bulannya yang harus kita bayar? Kan sayang duitnya.

3. Tidak ada nongki-nongki cantik

Hidup di desa itu harus tahan dengan yang namanya hidup tanpa mall atau caf-caf begitu. Karena di desa tidak ada istilah nge-mall.

Mereka kalau mau belanja ya ke pasar. Kalau mau ngopi ya ke warung kopi. Pengeluaran 2 hal itu tidak seberapa jika dibandingkan dengan gaya hidup di kota.

Bahkan di desa, kalau mau ngopi dan ngobrol bareng, cukup ke gardu. Bawa kopi sendiri, bawa gorengan sendiri. Terus mereka bercengkerama deh. Simple dan murah kan?

4. Tidak peduli barang bermerk

Bukan mendiskriditkan orang desa soal belanjaan ya. Khususnya soal baju, tas atau fashion ala-ala. Mereka membeli sesuai kebutuhan saja dan seadanya di pasar.

Kadang kalau baju mereka ya lebih suka beli kain lalu setor ke tukang jahit. Selain tidak ada orang yang bakal mengembar-ngembari, jahit sendiri ini dijamin hasilnya lebih awet.

Berbeda dengan pembelian barang-barang seperti mesin-mesinan atau motor begitu. Mereka lebih suka yang mahal karena awet dan bisa menunjang kebutuhan.

Jika di kota motor CBR dieulus-elus biar nggak lecet, di desa motor gedhe itu dibuat untuk ke sawah ngangkut padi, atau rambanan untuk pakan kambing. Ya begitulah. Karena mereka mengedepankan fungsi bukan ke-kerenan semata.

5. Beli sesuatu sesuai kebutuhan

Pernah bertanya-tanya kenapa rumah orang di desa meski kaya tetap sederhana? Kalau sekarang sih lumayan lah yang mulai mengikuti trend, tapi masih ada saja kok yang mengedepankan kesederhanaan.

Jawabannya karena mereka masih belum perlu untuk memperbaiki rumah. Ada rumah yang terbuat dari kayu, masih dipertahankan. Sebab di beberapa desa dengan hawa dingin, rumah dari kayu dan alas tanah itu bisa menghangatkan penghuninya ketimbang rumah full tembok dan lantai keramik.

Itu salah satu contoh saja. Disamping beberapa hal lain seperti kamar dibiarkan sempit hanya berisi 1 kasur. Tujuannya sama, di desa dengan daerah dingin, kamar yang sempit itu bikin hangat.

Apalah arti trend jika bikin gak nyaman? Ya kan?

6. Orang desa suka investasi jangka panjang

Nah ini poin dari segala poin. Orang desa itu lebih suka membeli rumah, sawah, kebun atau barang-barang bernilai jangka panjang.

Misal mereka beli lahan, untuk diolah jadi sawah atau kebun. Jika lahan kurang baik, biasanya ya buat rumah untuk anak-anaknya.

Tak hanya itu, warga desa juga banyak yang menginvestasikan uang di ternak ayam, kambing dan sapi. Tujuannya ya supaya uang itu bisa diputar. Jarang sekali mereka membeli barang elektronik. Karena mereka merasa barang tersebut tidak terlalu perlu untuk kebutuhan mereka.

Itu dia beberapa kebiasaan orang desa yang bisa banget diterapkan di kehidupan milenial jaman sekarang. Yhaa tidak harus diterapkan semua, pilih aja yang bisa relevan dengan kehidupan kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun