Mohon tunggu...
The Kakek Legend
The Kakek Legend Mohon Tunggu... -

Kakek berselir tiga, hidup sejak jaman empat lima, tapi masih perjaka dan mengaku sebagai anak muda.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

[HORORKOPLAK] Kakek Legend

12 Januari 2017   16:00 Diperbarui: 13 Januari 2017   09:49 985
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alkisah, di sebuah kampung yang bernama Kampung Kertas yang sebenarnya entah letaknya dimana kalau dilihat dari peta ataupun gugel maps. Hiduplah seorang lelaki bernama Kakek Legend (Baca : Kakek Lijen –baca huruf ‘e’ seperti di kata ‘merem’).

Kakek Legend sendiri adalah seorang manusia yang semi-legeda berbau pseudo-mitologi yang bersemayam di kampung kertas yang juga gaib keberadaanya dari koordinat dunia. Jangan sekali-kali tanya pada tukang ojek atau mbah-mbah sakti macam mbah gugel, mbah wiki, mbah marijan, mbah mijan atau malah saking frustasinya pada botol marjan. Kalau kalian tanya kenapa nama kampung ini kampung kertas, itu karena kedudukan kampung kertas ini benar-benar dianggap cuman ada di selembar kertas, baik dilihat dari lokasinya atau bahkan penduduknya –dan tidak bisa dibuktikan secara fisik.

Toh, biarpun seandainya masyarakat luas ngerti bagaimana hakikat filosofil kekertasan pada kampung kertas tersebut. Kampung kertas cuma acuh tak acuh saja pada anggapan manusia luar kampungnya yang mungkin malah berfikir yang aneh-aneh dengan kampung itu. Anehnya meski begitu, banyak juga yang ingin memasuki Kampung Kertas yang setiap awal bulan membuka gerbang menuju kampungnya di tanggal satu hingga tiga awal bulan. Banyak yang berbondong-bondong masuk, banyak juga yang gagal karena kampung tersebut menerapkan prinsip rimba ‘Siapa cepat ia dapat’ pada peradaban kehidupan mereka sehari-hari.

******

Kembali lagi soal si Kakek Legend ini. Sosoknya dinilai begitu mistis dan juga mengerikan oleh banyak masyarakat luat bahkan oleh Kampung Kertas sendiri. Perawakanya mirip tiang listrik raksasa yang dikasih rambut hitam legam habis disemir dan mata yang kecil dan jari tangan yang amat besar. Jalanya juga sudah bungkuk namun bersikukuh melangkah tanpa tongkat atau bantuan yang lain. Dengan perawakan yang begitu, sudah tidak heran si Kakek Legend ini sering dikatai gendut. Tapi kalau sudah dikatain begitu, si kakek punya kata-kata ajaib yang bikin semua orang lari terbirit-birit.

“Kamu belum pernah kelilipan golok ya, cu?”

Ini belum seberapa sadis. Si Kakek Legend ini selain terkenal sadis dan menyeramkan juga, ia tentu saja amat tertutup. Untung rumahnya di kawasan elit (ekonomi sulit) kampung kertas yang tidak terlalu banyak penduduk. Karena konon katanya, dua rumah yang ada di sebelahnya sampai harus pindah rumah karena tidak kuat dengan aura-aura mistis yang menyelimuti mereka setiap malam.

Dan sialnya lagi, ketika seseorang warga misalnya, mengirimkan undangan untuk menghadiri kenduri di kampung kertas itu dan hendak mengundang si Kakek Legend. Di depan rumah itu malah dipasang plang tinggi-tinggi yang membuat siapapun ngompol di celana karena saking takutnya dengan itu plang. Bukan plangnya yang bikin ngerti, tapi justru kata-katanya yang bikin tiap orang ngompol di celana karena saking takutnya.

 

<PERINGATAN>

SEDANG DALAM MODE MERAPI LVL. 9999++

BERANI MENDEKAT? MUSIBAH MELAYANG!

 

Kebetulan, Mas Makmur –salah satu penduduk Kampung Kertas yang berani yang jadi pengantar undangan ke rumah si Kakek Legend itu pantang pulang sebelum goyang, eh, undangan datang. Tapi baru saja ia melangkah satu desimeter lebih seperempat langkah saja, tiba-tiba sesuatu hal mengerikan terjadi. Pintu gelap berisi banyak kelelawar itu tiba-tiba terbuka dan membuat banyak kelelawar keluar dari rumah tersebut dan mengagetkan si Mas Makmur ini. Sepersekian detik kemudian, diiringi dengan suara berdentum dan berguguran dari sebuah benda yang berat dan bersuara cempreng yang refleks membuat Mbak Mawar balik arah dan teriak karena saking takutnya.

“BUAGH!”

“AAAHHHH!! BOM PANCIIIII!!!! DI RUMAH KAKEK LEGEND ADA BOM PANCIII!!”

Untung saja si Kakek Legend ini hidup di Kampung Kertas. Bukanya di Negari Khatulistiwa yang satu itu tuh, bisa-bisa si Kakek Legend ini dituduh sebagai pembuat mak..aroni, sodara-sodara.. Ya. Makaroni. Bukan lemper, kue dadar apalagi klapertaart.

*****

Di tengah suasana yang mencekam akibat Bom Panci kemarin. Sebenarnya masih banyak yang mempertanyakan tentang mengapa Kakek itu dinamai dengan nama Kakek Legend? Mengapa bukan Kakek Champion? Atau Kakek Winner? Atau Kakek Master? Atau Kakek Diploma? Atau Kakek Sarjana? Yang jelas, mereka tahu kalau Kakek tersebut tidak bernama belakang ‘Minta Saham’ karena yang meminta saham itu bukan kakek, tapi papah. Hihihi..

Maka, banyak juga warga Kampung Kertas yang mulai berfikir dan menganalisa dan mengeluarkan hipotesa-hipotesanya layaknya seorang Profesor mengisi kuliah umum saja. Tempat yang jadi sering informasi bertukar pikiran soal si Kakek Legend ini terdapat di Balai Desa dimana orang-orang berkumpul untuk saling menambah pengetahuan mengenai tetek bengek si Kakek Legend ini.

“Menurut buku yang saya baca di perpustakaan kampung ini. Asal muasal Kakek Lijen ini dari sekitaran Yogyakarta, tepatnya sekitar Kawah Ijen. Karena Lijen sendiri singkatan dari Lewat Ijen. Si Kakek ini menghabiskan masa mudanya dengan cara bersemedi di dekat Kawah Ijen untuk mendapatkan kekuatan sakti mandragunanya..” Kata Professor Drs Haji Heri Hebring ‘Mimi Peri’. MH. Mpd. McD. KFC. CFC. AW memulai pembicaraan hari itu.

“Menurut penelitian yang saya gunakan atas dasar yang amat komperhensip. Kakek Legend ini merupakan mahluk biologis lain yang Spesiesnya masih mendekati Beruang Cokelat yang berasal dari Negara milik si Presiden Bobi tersebut.” Kata Markopolo, salah satu Ketua RT dari Kampung Kertas tersebut.

“Lha? Presiden Bobi? Presiden yang mana tho?”

“Bobi yang itu… Botak Biadab..”

“Oalaaahh..” Semuanya mangut-mangut, meskipun banyak yang tidak paham siapa presiden yang dibilang Bobi tersebut.

“Lalu? Sebenarnya… Siapakah Kakek Legend ini?” Tanya tukang jamu cantik semlohai asolele yang sedang menuangkan beberapa gelas jamu di tengah kerumunan tersebut.

“Saya tidak tahu. Sejak saya datang ke Kampung ini beberapa tahun yang lalu, si Kakek ini sudah ada disana dan menjadi penduduk yang meski mengerikan tapi tetap saja dituakan kampung ini. Apakah dia seorang manusia biasa yang mungkin saja veteran perang dunia? Atau dia adalah mahluk lelembutan yang tidak terlalu lembut dihadapan kampung ini? Atau malah fakta yang paling mengerikanya, apakah jangan-jangan si Kakek Legend ini adalah bentuk khayalan sosial kita terhadap sesuatu hal berbau mistis yang dituangkan pada proyeksi sosial dan mempengaruhi psikologis kita semua sebagai manusia?” Tanya Mbak Mawar si pengusaha rumah makan masakan padang yang ada di depan balai kota tersebut.

Semua orang terdiam, hening dengan pemikiranya masing-masing di ruangan besar yang kian ramai pengunjungnya tersebut. Sore itu matahari sudah nyaris tenggelam dan digantikan dengan cahaya bulan yang benderang. Lampu-lampu bangunan di sekitaran Kampung Kertas itu mulai dinyalakan dan menciptakan siluet remang-remang temaram yang menakjubkan di lingkaram alam yang masih terjaga di kampung tersebut.

Namun, keindahan tersebut tidak bertahan lama dan langsung berubah mencekam seketika lampu demi lampu rumah itu padam satu persatu secara mendadak. Membuat banyak orang di balai desa tersebut heran dan bertanya-tanya satu sama lain sebelum akhirnya ruangan balai desa tersebut berubah menjadi gelap gulita juga. Ruangan berubah menjadi penuh kepanikan dimana orang-orang berbondong-bondong untuk keluar dari ruangan tersebut saking takutnya. Hingga tiba-tiba sebuah cahaya merah menyala mendekat dengan siluet hitam tinggi yang nampak berlari dengan nafsu menuju arah mereka. Para warga Kampung Kertas yang datang disitu pun berteriak dan berhamburan tidak karuan untuk mencari perlindungan diri.. Jangan-jangan.. Jangan-jangan itu adalah…

“Kenapa ini teh semuanya pada ribut dan bersembunyi? Ini teh Emon sama Ipan..” Dua orang datang dengan pakaian Hansip dan membawa lampu petromak serta obor konservatif membuat banyak nyawa bernafas lega lantaran yang ditakut-takutkan bukanlah yang datang. Salah seorang warga sewot dan berteriak.

“Kirain siapa, tau?! Heh, Ipan! Emon! Kenapa ini kampung kita bisa gelap semua keadaanya? Apa PLN sedang melaksanakan pemadaman bergilir lagi? Kok tidak bilang-bilang?”

Euleuuuhh.. Lagian kalau si borokokok PLN melakukan pemadaman bergilir apalagi di tempat terpencil kayak Kampung ini suka bilang-bilang? Nggak pernah!” Jelas Emon. Ipan lalu bercerita.

“Begini sebenarnya, ibu-ibu, bapak-bapak, encing-encing, encang-encang.. Aye disini mau jelasin aje kalau sebenarnye tadi pas aye patrol keliling aye ngeliat Kakek Legend itu jalan-jalan di Sore Hari pake jubah dan sepatu hitam ke dekat gardu listrik. Pas aye ngikutin kemana ntu orang pegi.. Eh, tiba-tiba gardu listriknya jatoh..”

“APA?!” Sontak serentak masyarakat Kampung Kertas geger dan memberikan pandangan horror di tengah situasi gelap gulita begini. Marko lalu angkat bicara dan bertanya.

“Si Kakek itu ngelakuin apa ke gardu listrik kita sebenarnya?”

Ipan dan Emon saling bertatapan dan menggeleng, Ipan lalu menjawab, “Yang kite lihat, si Kakek Legend itu cuman lewat di deket gardu listriknya aje. Kaga megang atau ngelakuin apa-apa. Cuman jalan-jalan sore biasa, Ncing…”

“Gue bukan encing elo!” Teriak si Marko dengan tatapan judesnya. “Baiklah warga-warga Kampung Kertas semuanya. Marilah kita pergi ke tempat gardu listrik untuk mengecek dan menginvestigasi apa yang sebenarnya terjadi disana.. Ayo!”

Mereka semua pun spontan langsung bergerak mengikuti Marko di belakang dengan takut-takut. Suara-suara lolongan anjing di belakang mereka mengikuti setiap pergerakan mereka menuju gardu listrik yang jaraknya kurang lebih lima ratus meter dari pemukiman warga tersebut. Ditemani dengan kukukan burung hantu dan suara-suara mengganggu lainya yang membuat bulu kuduk merinding, sekelompok warga Kampung Kertas itu memberanikan diri untuk datang ke lokasi kejadian perkara tersebut.

Semua orang terperangah melihat gardu listrik yang hanya terlentang di area persawahan tersebut tanpa luka atau gores sedikitpun. Bagaimana bisa tanpa ada angin ataupun hujan sebuah menara setinggi puluhan meter itu bisa rubuh?

Marko mengambil sebuah kertas yang menarik perhatianya dan membukanya perlahan-lahan. Dia lalu membacanya dengan seksama dan menemukan sebuah pesan mengerikan yang membuat tubuhnya ngilu dan tak bisa bergerak.

 

JANGAN MENGGOSIPKAN AKU DI BELAKANG MATAKU, KARENA AKU SUDAH MELIHAT SEMUANYA DAN SUDAH TAHU TENTANG PEMBICARAAN KALIAN DI RUANG BALAI DESA TADI. JIKA MASIH MENGOTOT, SIAP-SIAP MUSIBAH AKAN MENIMPA KAMPUNG KERTAS KITA INI.

TERTANDA

KAKEK LEGEND

 

Marko menelan ludah dan merasakan kakinya bergetar, dengan ekspresi wajah yang tegang ia menoleh ke samping dan dengan suara parau ia berkata. “Siapa tadi yang menyadari bahwa Kakek Legend lewat dan mendengarkan percakapan kita semua di balai desa tadi?!”

Semua warga spontan terdiam membeku. Tak berani melakukan apapun. Seperti es yang mengunci semua lapisan air, mereka semua tidak bisa bergerak dengan degup jantung yang berdetak.

****

Meski peristiwa robohnya menara listrik itu masih terbayang di benak masing-masing, namun aktifitas sehari-hari di Kampung Kertas haruslah berjalan lancar tak peduli apa yang terjadi. Tapi bukan berarti semua musibah bisa terlewati. Esoknya, malah mereka digegerkan dengan sebuah kejadian massal yang gila.

Pagi itu, penduduk Kampung Kertas dihebohkan dengan munculnya surat undangan pernikahan. Lazimnya, heboh yang terjadi ketika mendapatkan undangan pernikahan lebih ke arah keterkejutan atau kebahagiaan. Tapi sebaliknya, undangan pernikahan ini membuat siapapun yang membacanya pucat pasi dan mati kutu. Seakan-akan disambar oleh petir di siang bolong saja.

Undangan pernikahan tersebut dari Kakek Legend… yang hendak MENIKAH!

Tentu saja banyak orang yang jadi ribut dan bertanya-tanya. Bukan hanya tentang sebenarnya Kakek Legend ini siapa dan bagaimana dengan identitasnya. Tapi juga dengan calon pengantin perempuan yang selain tidak dikenali, dipertanyakan pula karena mau-maunya punya suami macam Kakek Legend yang abstrak dalam segala keabstrakanya.

Di surat tersebut, hanya diterangkan tentang satu identitas perempuan yang hendak dinikahi sang Kakek Legend yaitu nama sang calon mempelai, Markonah. Sama sekali tidak ada ada informasi lain yang terkait dengan sang calon pengantin selain hanya namanya yang dicantumkan akan segera dinikahi oleh si Kakek Legend.

“Apa jangan-jangan ini adik perempuan atau kerabat perempuanmu, Markopolo?” Tanya Professor Heri Hebring ‘Mimi Peri’ –singkat saja begini, capek juga kalau harus menulis gelar sepanjang jalan kenangan begitu.

“Enak aja!” Bantah keras Markopolo, “Meskipun nama saya Markopolo. Tapi saya tidak tahu dan tidak pernah kenal perempuan yang namanya Markonah… Tidak pernah kenal.”

“Lalu, disini juga tidak ada nama perempuan Markonah tersebut. Saya sudah cari datanya di daftar sensus penduduk bulan lalu. Tapi tidak ada perempuan bernama Markonah ini!” Bantah Professor Heri Hebring ‘Mimi Peri’ tersebut.

“Apa jangan-jangan…” Mereka berdua berpandangan.

“KAKEK LEGEND NIKAH SAMA LAKI-LAKI LAGI!!!”

Ucapan mereka yang keras tersebut akhirnya malah menambah daftar keributan panjang yang disebabkan oleh si Kakek Legend ini.

Esok harinya, si Kakek Legend tetap misterius dengan menggunakan pakaian hitam-hitam di acara kenduri yang entah siapa yang menyiapkanya. Ini membuat banyak orang semakin berspekulasi bahwa orang tersebut adalah setan, sehingga diam-diam.. mereka mendatangi pemuka agama yang ada di Kampung tersebut untuk menyelamatkan hidup mereka dari cengkraman si Kakek Legend yang mengancam.

Laki-laki tersebut menunduk, tidak mengatakan apapun dengan rambutnya yang menipis. Meski masih terlihat legam, namun kakek ini penuh tipu daya, kata banyak lelaki di kota tersebut. Orang-orang mulai menduga-duga, jangan-jangan si Kakek Legend ini pakai wangsit, asihan, ajimat, atau sihir tertentu untuk menggaet pasangan sehidup sematinya sendiri.

Pengantin perempuan datang dengan kain putih-putih yang menyelimutinya dan tiba di altar pernikahan mereka apalagi setelah mendengar salah satu hipotesis bahwa si Kakek legend ini jeruk makan jeruk juga. Orang-orang mulai mendekati tengah-tengah venue acara karena semakin penasaran dengan calon istri si Kakek Legend ini. Namun ketika angin pagi tersebut tanpa segaja menjatuhkan seluruh kain yang membalut tubuh sang pengantin wanita. Alangkah terkejutnya mereka ketika melihat langsung si pengantin wanita tersebut.

Pengantin wanitanya… SEBUAH SKUTER BERWARNA MERAH MUDA MENYALA!

****

Kakek tersebut menikahi sebuah skuter berwarna merah muda. Kegilaan apa lagi yang mungkin didapatkan Kampung ini hanya karena seseorang yang ambigu seambigu-ambigunya umat bernama Kakek Legend ini?

Tapi kita semua harus melemparkan tepuk tangan paling meriah untuk para penduduk di Kampung Kertas tersebut. Sebab, meski dengan seluruh keanehan dan kegilaan yang terjadi di kampung tersebut. Nyatanya tidak ada satu rumah sakit jiwa pun yang berdiri kokoh disana, pun juga tidak ada pengidap penyakit kejiwaan manapun yang gila gara-gara si Kakek Legend ini. Semua orang sehat lahir maupun batin.

Beberapa hari kemudian setelah listrik kembali beroprasi di kampung itu, tidak terdengar berita apapun lagi mengenai si Kakek Legend hingga tibalah saat yang paling berbahagia di tahun tersebut. Saat dimana para petani di Kampung Kertas tersebut berhasil panen padi dengan hasil yang amat melimpah.

Maka layaknya kampung-kampung manapun di dunia ini. Digelarlah sebuah pesta besar-besaran untuk menyambut sukacita keberhasilan panen yang melimpah di alun-alun Kampung Kertas. Seluruh warga Kampung Kertas gotong royong saling membantu untuk menyelenggarakan pesta rakyat terbesar itu dengan berbagai macam cara. Ada yang membuat prasmanan berupa makanan-makanan, ada yang urunan menyewa organ untuk mengadakan dangdutan, ada juga yang menjadi panitia dan mengatur segala persiapan pesta megah tersebut.

Malam pun menjelang sementara pesta rakyat mulai datang. Dengan puluhan kembang api yang bertaburan mengisi langit Kampung Kertas, setumpuk makanan yang disediakan untuk seluruh warganya hingga acara dangdutan yang berlangsung meriah dengan penyanyi yang sangat semlohai sekali. Kampung itu berpesta pora seakan-akan tidak akan ada hari esok untuk dijalankan lagi.

Di tengah pesta tersebut, dua hansip juga ikut bergoyang ketika para biduan dangdut menyanyikan lagu dengan cengkok-cengkok aduhainya. Salah satu hansip Kampung Kertas tersebut menoleh kepada seorang lelaki, “Pak Marko!!”

“Apa, Emon?”

Euleuh,Itu… Kakek Legend undangan pesta rakyatnya belum dianterin sama Mas Makmur, lho!” Tegas Emon kepada sang ketua RT.

“Yaudah, kamu aja yang anterin sana. Makmur lagi jadi seksi konsumsi, tuh!”

Emon yang berjoget menggendikkan bahunya, “Nggak ah, pak.. Saya teh takut..”

"Kalau gitu... Ipan!"

Apalagi Ipan yang langsung menatap horor, "Jangan aye bang... jangan.."

“Yaudah! Jangan dipikirin kalau gitu.. Goyang lagi ajeeee…” Ajak Marko kepada Ipan sambil asik menggoyang-goyangkan pantat dan pinggul berlemaknya di pesta rakyat tersebut.

‘Zzttt!’

Speaker, organ, gitar elektrik, hingga mikrofon mendadak mati saat si biduan tengah berdendang. Panitia lantas langsung cepat tanggap untuk membenahi kesalahan teknis tersebut sementara para penonton mulai ribut dan mencemooh.

Marko lagi-lagi menemukan sebuah kertas yang menarik perhatianya dan mengambilnya lantas membuka kertas itu pelan-pelan dan dibacanya kertas tersebut dalam hati.

 

BERANI-BERANINYA KALIAN MENGGANGGU KETENANGAN DAN KENYAMANAN KAMI. INILAH AKIBATNYA JIKA KALIAN MEMBUAT KAMI MERASA BISING DAN BERISIK!!!!

NB :  TOLONG REQUEST LAGU JUSTIN BIEBER JUDUL APAPUN, SATU SAJA YA.

TERTANDA

NENEK LEGEND.

 

Marko lalu berteriak di tengah keheningan tersebut, “Ada yang melihat Nenek Legend datang ke Alun-alun kota dan meminta dinyanyikan lagu Justin Bieber sebelumnya?”

Ibarat sudah jatuh tertimpa tangga pula. Kali ini warga memutuskan tidak mau melanjutkan pesta rakyat dan memilih pulang ke rumah mereka masing-masing.

TAMAT

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun