Mohon tunggu...
RIZAL ABDILLAH FAIZ
RIZAL ABDILLAH FAIZ Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Politeknik Astra

Mahasiswa Politeknik Astra

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Analisis Pengurangan Emisi Karbon Pada Logistik Udara Melalui Penggunaan SAF Pada Pesawat Kargo

16 Juli 2024   08:59 Diperbarui: 16 Juli 2024   09:02 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Manfaat langsung dalam pengurangan emisi karbon, penggunaan SAF juga menciptakan peluang untuk memperkuat ketahanan energi nasional, mengurangi ketergantungan pada sumber energi fosil, dan menggerakkan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di sektor bioenergi. Dengan terus mendorong inovasi dan investasi dalam teknologi SAF, sektor penerbangan dapat berperan sebagai pemimpin dalam transisi menuju ekonomi hijau global yang lebih berkelanjutan dan berdaya saing tinggi.

Sustainable Aviation Fuel (SAF) menawarkan potensi besar dalam mengurangi emisi karbon di sektor penerbangan, penggunaannya masih kurang umum dan menghadapi beberapa tantangan yang perlu diatasi:

  1. Ketersediaan dan Pasokan: Produksi SAF saat ini lebih mahal dibandingkan dengan bahan bakar jet konvensional karena teknologi produksi yang masih dalam tahap pengembangan dan biaya bahan baku yang tinggi. Kapasitas produksi SAF juga masih terbatas, membuatnya sulit untuk memenuhi permintaan global yang besar dari industri penerbangan.
  2. Biaya: Meskipun harga SAF terus menurun seiring dengan peningkatan skala produksi dan inovasi teknologi, biaya SAF masih lebih tinggi daripada bahan bakar jet konvensional. Hal ini menjadi hambatan utama bagi maskapai penerbangan, terutama dalam konteks persaingan yang ketat dan tekanan untuk menjaga profitabilitas.
  3. Regulasi dan Standarisasi: Regulasi yang jelas dan konsisten diperlukan untuk mendukung adopsi SAF secara global. Meskipun banyak negara telah memperkenalkan insentif dan kebijakan untuk mendorong penggunaan SAF, masih diperlukan harmonisasi standar internasional yang lebih luas untuk memfasilitasi pasar global yang stabil dan prediktif bagi SAF.
  4. Infrastruktur: Infrastruktur yang diperlukan untuk menyimpan, mengangkut, dan mengisi ulang SAF juga masih terbatas. Pengembangan infrastruktur yang memadai membutuhkan investasi besar dan koordinasi antara berbagai pihak, termasuk bandara, penyedia bahan bakar, dan otoritas penerbangan.
  5. Kesadaran dan Edukasi: Meskipun banyak kemajuan dalam mempromosikan keberlanjutan di sektor penerbangan, kesadaran akan manfaat SAF dan kebutuhan untuk mengurangi emisi karbon masih perlu ditingkatkan di kalangan konsumen, industri, dan masyarakat umum. Pendidikan dan kampanye yang lebih luas dapat membantu mengubah sikap dan mendorong permintaan yang lebih besar untuk SAF.

mengatasi tantangan-tantangan ini melalui inovasi teknologi, kebijakan yang mendukung, dan kolaborasi antara pemerintah, industri, dan masyarakat sipil, penggunaan SAF dapat menjadi lebih umum dan memberikan kontribusi yang lebih besar dalam upaya global untuk mengurangi dampak lingkungan dari sektor penerbangan.

Kesimpulan

Penggunaan Sustainable Aviation Fuel (SAF) dalam sektor logistik udara menunjukkan potensi yang signifikan dalam mengurangi emisi karbon. SAF, yang diproduksi dari sumber-sumber terbarukan seperti minyak nabati dan limbah organik, dapat mengurangi emisi karbon hingga 80% dibandingkan dengan bahan bakar jet konvensional selama siklus hidup bahan bakar tersebut. Penggunaan SAF dalam penerbangan kargo dapat mengurangi emisi CO2 per ton-kilometer hingga sekitar 60%.

Adopsi SAF menghadapi beberapa tantangan, termasuk ketersediaan terbatas, biaya tinggi, regulasi dan standarisasi yang belum memadai, serta infrastruktur yang masih dalam tahap pengembangan. 

Meskipun demikian, dengan dukungan yang kuat dari berbagai pemangku kepentingan, termasuk maskapai penerbangan, produsen bahan bakar, pemerintah, dan lembaga internasional, serta inovasi teknologi dan kebijakan yang mendukung, penggunaan SAF dapat menjadi langkah progresif dalam menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi global dan perlindungan lingkungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun