Mohon tunggu...
kakak irbah
kakak irbah Mohon Tunggu... Freelancer - content writer

Hai, sifat introvert membawaku senang dengan dunia menulis. Semoga karyaku bisa bermanfaat!

Selanjutnya

Tutup

Politik

Perlukah Framing Isu Feminis pada Perempuan Palestina?

7 Desember 2023   08:47 Diperbarui: 7 Desember 2023   08:50 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pexels.com/cottonbro studio feminisme Palestina

Bahkan tanpa malu menyalahkan aturan Islam sebagai sumber masalah perempuan Palestina. Sehingga feminis tidak bisa mengurai masalah Palestina, sebaliknya mereka malah membuatnya semakin kusut.

pexels.com/cottonbro studio feminisme Palestina
pexels.com/cottonbro studio feminisme Palestina
Solusi Islam untuk Palestina

Serangan entitas Yahudi dan sekutunya menghancurkan banyak bangunan dan menjatuhkan banyak korban yang tidak hanya perempuan dan anak-anak tetapi juga para lelaki. Kekejian tantara Israel yang rutin memperkosa wanita Palestina harusnya tidak hanya menyorot perempuan sebagai korban, namun keluarga korban (yang laki-laki) ikut menderita tekanan psikologis. Sehingga tidak bisa dikatakan hanya perempuan yang tertindas dalam kondisi keterjajahan.

Secara logika yang dibutuhkan Palestina sebagai negara yang terjajah adalah pengusiran entitas Yahudi dari wilayah mereka dengan bantuan tentara dan persenjataan militer. Bukan ide feminisme yang justru akan melemahkan peran perempuan Palestina dalam membela negaranya dan membuatnya jauh dari Islam.

Sementara patut disyukuri terdapat serangan milisi dari berbagai wilayah muncul sebagai respons terhadap kesadaran umat muslim terhadap solidaritas sesama muslim dan kewajiban membela Palestina. Namun, hal bantuan itu tidak seimbang menngingat zionis dibantu negara besar seperti Amerika Serikat.

Parahnya penguasa negara-negara Muslim, seperti Arab Saudi, Turki, dan Indonesia dll tidak mengambil tindakan konkret dalam membela Palestina, bahkan mempertahankan hubungan dagang dengan entitas Yahudi.

Selain ketundukan negara-negara muslim pada AS, tak dipungkiri nasionalisme yang menjadi hambatan bagi para penguasa negeri Muslim untuk bertindak nyata dalam pembelaan terhadap Palestina. Nasionalisme di Mesir, sebagai contoh, membatasi akses keluar-masuk Gaza, sementara pemimpin negeri Muslim dianggap sebagai antek yang tunduk pada perintah Amerika Serikat.

Tentara muslim kini dituntut untuk segera merapatkan barisan ke Palestina untuk ikut berjihad mempertahankan wilayah suci umat Islam dari zionis. Maka Jihad dan Khilafah Islamiyah sebagai solusi efektif untuk membebaskan Palestina dari penjajahan. Hanya dengan bersatu di bawah Khilafah, umat Muslim dapat mengatasi pengaruh Amerika Serikat dan secara efektif membela Palestina dengan jihad.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun