Mohon tunggu...
kakak irbah
kakak irbah Mohon Tunggu... Freelancer - content writer

Hai, sifat introvert membawaku senang dengan dunia menulis. Semoga karyaku bisa bermanfaat!

Selanjutnya

Tutup

Politik

Perlukah Framing Isu Feminis pada Perempuan Palestina?

7 Desember 2023   08:47 Diperbarui: 7 Desember 2023   08:50 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pexels.com/cottonbro studio feminisme Palestina

Ibu-ibu Palestina bisa jadi menderita depresi karena penjajahan yang terjadi selama lebih dari tujuh dekade. Kondisi yang serba terbatas dalam jangka waktu yang lama jelas akan membuat semua orang stres. Sementara Islam justru menguatkan jiwa mereka sehingga bisa mendidik anak-anak mereka sesuai syariat.

Hasil didikan ibu-ibu Palestina yang hebat ini nampak pada semangat juang dan jiwa anak-anak Palestina yang tidak takut akan kematian. Sorot mata anak-anak itu menggambarkan ketangguhan dan keyakinan akan janji Allah. Apakah ibu yang depresi mampu membesarkan anak-anak yang seperti itu?

Tak pelak agenda feminis sebenarnya ingin membuat ibu Palestina menjadi sosok yang moderat. RAND Corporation memandang bahwa kelompok perempuan bisa menjadi komunikator utama penderasan Islam moderat. Sehingga RAND Corp mengeluarkan isu gender yang bisa mendorong perempuan memperjuangkan Islam moderat.

Palestina Tidak Butuh Paradigma Feminis

Irena Handono mengatakan asal-usul feminisme berasal dari reaksi wanita yang tertindas di Eropa. Hal ini dilatarbelakangi apa yang tertulis di Bibel bahwa Eva adalah penyebab Adam diusir dari taman Firdaus, sehingga orang Eropa menyalahkan perempuan atas kesengsaraan yang dialami di dunia.

Perubahan sosial yang terjadi di Eropa pada abad 18, ketika sistem feodalisme digantikan oleh sistem Kapitalisme ternyata tidak serta merta mengubah kondisi kaum perempuan yang tertindas bahkan nasibnya makin terpuruk. Dari sinilah muncul upaya untuk menyamakan kedudukan laki-lai dan perempuan yang disebut feminisme.

Inti dari gerakan feminisme adalah pemberontakan terhadap tatanan masyarakat yang mereka anggap bersifat patriarkis, termasuk terhadap ide-ide teologis dan institusi sosial kultural yang sering dituduh sebagai pangkal ketidakadilan sistemik perempuan.

Apa yang  tampak dari ketertindasan perempuan Palestina dalam kacamata feminis disebabkan oleh ide teologis (Islam) bukan dari penjajahan zionis.

RAND Corp juga mengklaim bahwa perempuan adalah pihak yang paling dikalahkan oleh fundamentalis Islam. Mereka pun paling tidak diuntungkan dalam penerapan Islam yang kaku.

Dengan demikian, saat feminis mendapati ibu-ibu Palestina begitu gigih menjalankan perannya sesuai syariat Islam maka mereka akan berusaha membuat kaum Muslimah lebih moderat. Feminis mengusahakan untuk mewujudkan kesetaraan gender di Palestina dengan membuat Muslimah menjadi sosok moderat.

Setiap kejahatan yang menimpa perempuan berupa kekerasan hingga pelecehan seksual akan ditunggangi oleh feminis dan aktivis HAM termasuk apa yang terjadi di Palestina. Mereka seolah menutup mata jika akar masalah Palestina adalah penjajahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun