Mak Saidah,Â
"Tapi, aku terlanjur mencintainya, Amak Saidah. Kami
sudah menjalin kasih dengannya hampir tiga tahun ini, Mak."
"Kinai, mengapa kau baru mengenalkannya pada kami?
Jika jauh hari, tentulah Amakmu ini paling terdepan melarang
kau menikah dengannya. Kau ini, indak lapuk dek hujan nan
indak langkang dek paneh (tidak akan hancur terkena hujan
dan tidak akan rusak karena panas), jatuh harga diri kita dan
akan dianggap tidak beradat. Kau camkan, kata-kata Amak
Kirai!" Ucap Mak Saidah dengan amarah yang memuncak
sembari jari telunjuknya menodongkannya di wajahku.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!