Mohon tunggu...
KAISYAH KAMILA
KAISYAH KAMILA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Hobi saya membaca novel

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Moral, Sikap, dan Kreativitas dengan Memahami Hubungan Konsep Diri dalam Pembentukan Identitas Pribadi

7 November 2024   18:00 Diperbarui: 7 November 2024   18:01 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Konsep diri merujuk pada bagaimana seseorang memandang dirinya, yang mencakup berbagai aspek seperti penampilan, kemampuan, peran sosial, serta nilai-nilai yang dipegangnya. Konsep diri ini tidak hanya terbatas pada apa yang seseorang pikirkan tentang dirinya, tetapi juga bagaimana mereka melihat diri mereka dalam interaksi dengan orang lain dan lingkungan sekitarnya.

 Beberapa jenis konsep diri termasuk konsep diri dasar, yang berkaitan dengan persepsi tentang penampilan dan peran dalam kehidupan sosial; konsep diri sementara, yang lebih bersifat sementara dan bisa berubah; serta konsep diri ideal, yaitu gambaran tentang diri yang diinginkan atau harapan terhadap diri sendiri.

Konsep diri juga mencakup aspek materi, yang berhubungan dengan bagaimana seseorang memandang harta benda dan fisiknya, serta emosi, moral, dan kognitif. Emosi mengacu pada perasaan atau reaksi subjektif yang dialami seseorang terhadap pengalaman yang ia alami, yang dapat memengaruhi cara individu memandang dirinya. Misalnya, perubahan emosi bisa memengaruhi cara seseorang menganggap diri mereka mampu mengendalikan situasi. 

Moralitas, di sisi lain, berhubungan dengan pandangan seseorang terhadap perbuatan baik dan buruk, dan nilai-nilai yang mendasari setiap tindakan atau pilihan dalam kehidupan.

Perkembangan konsep diri pada seseorang dimulai sejak bayi, ketika mereka pertama kali belajar membedakan antara dirinya dan dunia luar. Pada usia dini, seorang anak belum memiliki kesadaran tentang diri mereka sebagai entitas terpisah, namun seiring berjalannya waktu, mereka mulai menyadari bahwa mereka adalah individu yang berbeda dari orang lain dan dunia di sekitar mereka. 

Sebagai individu tumbuh, mereka mulai membentuk pemahaman yang lebih kompleks tentang diri mereka, berdasarkan pengalaman, interaksi sosial, dan nilai-nilai yang diterima dari lingkungan.

Konsep diri yang sehat adalah ketika individu dapat menerima dirinya dengan segala kelebihan dan kekurangannya, serta dapat berusaha untuk memperbaiki diri. Ini sangat penting untuk perkembangan psikologis yang positif. Peran orang tua dan guru sangat penting dalam pembentukan konsep diri anak. 

Orang tua yang menerapkan pola asuh demokratis, yang mendukung dan membimbing anak dengan penuh cinta dan pengertian, cenderung membantu anak mengembangkan konsep diri yang lebih positif. Sebaliknya, pola asuh otoriter yang terlalu mengontrol anak bisa menghambat perkembangan konsep diri yang sehat karena anak merasa terkekang dan tidak diberi ruang untuk berekspresi.

Selain konsep diri, emosi juga memainkan peran besar dalam perkembangan individu. Emosi adalah reaksi terhadap pengalaman yang sering kali memengaruhi bagaimana seseorang bertindak. Pada usia bayi hingga anak-anak, perkembangan emosi dimulai dengan kemampuan mereka mengenali perasaan, seperti senang atau tidak senang.

 Pada usia yang lebih muda, mereka mulai mengekspresikan perasaan ini dengan cara yang lebih jelas, dan seiring bertambahnya usia, anak-anak mulai belajar bagaimana mengendalikan emosinya. Keterampilan ini sangat penting terutama pada masa remaja, di mana individu harus belajar mengekspresikan dan mengelola emosi mereka dengan cara yang sehat agar dapat beradaptasi dengan tantangan kehidupan.

Emosi sangat erat kaitannya dengan tingkah laku seseorang. Ketika seseorang merasakan emosi tertentu, mereka cenderung bertindak sesuai dengan perasaan tersebut. Misalnya, perasaan marah dapat mendorong seseorang untuk bertindak agresif, sementara rasa takut bisa membuat seseorang menghindari situasi tertentu. Oleh karena itu, kemampuan untuk mengelola emosi dengan baik akan mempengaruhi perilaku seseorang dalam berbagai situasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun