Mohon tunggu...
Muhiroh
Muhiroh Mohon Tunggu... -

Aku tidak bisa memberikan kepastian tapi Tuhanku bisa.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Peduli Tidak Harus Memberi

28 Desember 2015   21:32 Diperbarui: 30 Desember 2015   04:21 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar : www.facebook.com

Kata apa yang pantas kita ucapkan pada beliau ini ?

Luar biasa…!!

Masih pantaskah kita selalu banyak mengeluh…

Memang tidak sedikit diantara kita yang terkadang masih suka mengeluh dengan apa yang telah kita miliki saat ini, Ntah itu masalah pekerjaan, keluarga, bahkan sahabat. Rasa syukur kita terkadang sering terlupakan karna kita terlalu sibuk dengan apa yang kita keluhkan. Kita harusnya bisa lebih bersyukur dengan yang telah Tuhan berikan dan titipkan kepada kita, dengan fisik yang sempurna dan tubuh sehat.

Bagaimana dengan mereka yang bersusah payah dengan fisik dan kondisi yang tidak memungkinkan lagi tapi mereka masih giat mencari nafkah dan ke Ridhoan Tuhan. Dengan mungkin kondisi keluarga yang tak utuh atau bekerja sendiri menafkahi keluarga. Semangat mereka yang terus membara seharusnya bisa membangkitkan lebih semangat kita para penerus bangsa, beliau saja masih sanggup bekerja dan tak mengenal kata lelah, mengapa kita para kaum muda masih saja banyak yang mengeluh, meremehkan terutama pekerjaan juga pendidikan, padahal itu penting aset kita untuk menjadi orang yang maju dalam masa depan mempunyai tujuan juga rencana tidak hanya sekedar hidup, bernafas, tetapi membantu sesama. Sering dialami saat ini kepedulian sosial kita tidak lagi tumbuh. Kita terlalu sibuk dengan urusan kita bahkan dengan orang disekitar kita. Bagaimana Indonesia kedepannya jika kita tidak pedui lagi dengan sesama, tidak adanya rasa menghargai, tolong-menolong, bukankah setiap agama itu pasti mengjarkan tentang bagaimana kita harus bersikap baik pada sesama dan tolong menolong. Seiring perkembangan jaman kita semakin sibuk dengan dunia kita, sibuk dengan gadget, dan kurangnya sosialisai menimbulkan minimnya komunikasi diantara kita sekarang.

Tapi lihat mereka, masih banyak yang membutuhkan kepedulian kita, kita tidak harus memberi, cukup membantu atau peduli pada mereka.. sedikit senyuman dari kita itu cukup untuk mereka. Mereka tidak harus mengulurkan tangannya tapi mereka masih semangat dengan bekerja dan usahanya sendiri dengan kondisi fisik yang seperti itu.

                              

Bisa dibilang, masih banyak ko pekerjaan yang lebih baik dan layak bukankah tangan diatas itu lebih baik.. kita peduli itu harus, tapi kita tidak harus memberi, kita bisa saling mebantu, menolong ataupun sekedar senyuman. Contohnya apa yang harus kita lakukan jika melihat gambar yang diatas.. kita bisa saja membeli barang dagangannya itu sudah bermanfaat untuk beliau. Sedikit partisifasi kita itu bisa memberikan begitu banyak harapan baru untuk beliau, karna sedikit rezeki dari kita itu akan membantu dan bermanfaat bagi beliau.

Yang mereka lakukan itu adalah hal yang sangat luar biasa dizaman yang serba modern saat ini. Tidak mengandalkan teknologi tapi mengandalkan apa yang mereka punya untuk bertahan hidup. Bagaimana dengan kita dengan usaha kita yang jauh tidak seberapa bisa dibilang dengan kondisi fisik yang sempurna tapi kita selalu saja mengeluh dan merasa kurang, kita yang tidak bisa hidup tanpa bantuan teknologi sudah merasa tidak bisa apa-apa lagi, sedangkan mereka hidup seadanya saja sambung menyambung kehidupan itu sudah cukup.

Bukankah hidup itu hanya untuk mencari kebahagiaan.. lantas kebahagiaan apa lagi yang kita cari, sedang mereka saja hidup hanya untuk mencukupi dan mempertahankan kehidupannya tanpa harus mencari dan menikmati kebahagiaan atau pun mengkukuri nikmat yang telah Tuhan berikan padanya.

Saya mendukung ajakan untuk tidak memberi pada pengemis dan peminta-minta atau pengamen di jalan atau orang yang datang mengetuk pintu rumah kita, sering juga kita temui orang yang meminta saat kita sedang makan di suatu tempat makanan atau tempat liburan, tetapi masih muda badannya sehat dan normal karena itu hanya akan menambah orang malas menjadi tambah banyak. Padahal mereka masih bisa mencari kerja atau pun usaha lainya.

Bisa jadi itu dikarenakan oleh faktor pendidikan dan minimnya pengetahuan, menjadikan mereka susah mencari kerja dan memulai usaha, tapi itu tidak seharusnya menjadikan mereka peminta-minta menjadi orang yang bermalas-malasan dalam mencari pekerjaan. Sebaiknya juga bagi kita yang memiliki pengetahauan dan pendidikan yang cukup, mari berbagi pada yang membutuhkan, menciptakan lahan pekerjaan dan memudahkan mereka mendapatkan pekerjaan yang layak, memang program pendidikaan yang diberikan pemerintah itu sudah ada tapi saya pikir belum semua mendapatkannya dan itu pun tidak merata keseluruh bagian indonesia, dan juga kurang nya dukungan dari keluarga orang-orang disekitar menjadikan masih banyak yang kurang mendapatkan pendidikan sehingga mereka sulit untuk mendapatkan pekerjaan yang layak, Padahal jika semuanya berjalan merata pendidikan yang cukup, lahan pekerjaan yang layak itu tidak akan membuat mereka bersusah payah dan tinggal menikmati masa tua nya dengan damai tidak seperti itu lagi.

Tidak mengenal usia, tetap bersyukur, berjualan, dan berusaha untuk memenuhi kehidupannya dalam kondisi yang kekurangan dibanding mengemis. Kepada beliau yang masih harus berjuang menjalani kehidupan ini semoga lebih membangkitkan semangat lagi. Dan untuk kita mari peduli, belilah barang dagangan mereka, meskipun kita tidak sedang membutuhkannya. karena mereka menjaga diri untuk tidak meminta-minta. Jika ingin bermurah hati maka berilah pada orang yang bekerja keras tetapi hidupnya masih kekurangan.

Itulah sesungguhnya orang yang membutuhkan bantuan kita. Sedikit bantuan dari kita itu tidak akan membuat kita jatuh miskin, Tidak perlu takut, lagi Tuhan kita pun Maha kaya bukan. Apalagi yang harus ditunggu, mari peduli kita tidak harus memberi.

Dalam artikel ini bila dikaitkan dengan ilmu komunikasi, saya menggunakan Teori Komunikasi masa dan Teori Informasi atau Teori Agenda Setting, dimana dalam teori tersebut mengaitkan kehidupan dalam masyarakat yang perlu kita tau lebi banyak lagi yang disajikan sebagai informasi secara teori informasi atau teori agenda setting.

Terimakasih, Semoga Artikel ini bermanfaat dan menjadikan kita orang yang lebih bersyukur lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun