Nama penulis : INDRA
Nim : 181011500249
Semester : 6
Prodi : Pendidikan Pancasila Kewarganegaraan
Universitas Pamulang
Model Pembelajaran Kooperatif Numbered Heads Together
Setiap manusia tidak mungkin tidak mengalami yang namanya belajar baik itu melalui pembelajaran secara formal atau ataupun informal, pembelajaran dapat dikatakan sebuah proses interaksi antara pendidik dengan peserta didik yang bertujuan untuk memberikan ilmu dan mendapatkan ilmu sedangkan belajar merupakan perubahan yang permanen dalam segi perilaku atau potensi atau kemampuan yang dimana ditandai dengan adanya perubahan yang pada umumnya perubahan tersebut bertujuan pada perubahan yang baik.
Guru sebagai pelaksana utama pembelajaran sangatlah harus memahami dan menguasai penerapan model pembelajaran,guru harus memperhatikan apa model pembelajaran yang akan digunakannya untuk mengajar dikelas, sebab jika salah dalam menerapkan model pembelajaran maka tujuan pembelajaran bisa saja tidak tercapai, model pembelajaran harus sesuai dengan situasi dan kondisi peserta didik yang dimana tidak semua memiliki latar belakang yang sama nah hal seperti inilah yang menjadikan tolak ukur untuk guru menerapkan model pembelajaran apa yang akan digunakan didalam kelas.
Pada kesempatan kali ini penulis akan membahas dan ngulas salah satu model pembelajaran yaitu model pembelajaran kooperatif model NHT (Numbered Heads Together). Model NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan meningkatkan penguasaan akademik. Penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan partisipasi belajar siswa Penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan keberanian siswa dalam mengungkapkan pendapat, hal ini bisa menjadi solusi bagi guru yang mendapatkan peserta didik yang tergolong dalam kaegori pendiam dan kurang aktif dalam pembelajaran dengan model pembelajaran ini diharapkan adanya perubahan yang baik.
Model pembelajaran NHT (Number Head Together) pertama kali dikembangkan oleh Spenser Kagen (1993) untuk melibatkan banyak siswa dalam mengikuti, menelaah, dan dapat menguasai materi dalam suatu pelajaran. Sehingga siswa dapat mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran yang sedang dipelajari tersebut.
Adapun prosedur dan pelaksanaan dalam menggunakan model pembelajaran NHT (Number Head Together) adalah : Guru memberikan pengarahan, membentuk kelompok heterogen, dan tiap siswa memiliki nomor tertentu, guru memberikan persoalan atau suatu permasalahan yang mentransformasikan persoalan dengan mata pelajaran yang akan dibahas dimana hal ini guru mengajak siswa membentuk kelompok antara 4-5 siswa yakni untuk tiap kelompok sama tapi untuk tiap siswa tidak sama sesuai dengan nomor siswa tadi, tiap siswa dengan nomor yang sama mendapat tugas yang sama yang kemudian bekerja kelompok, presentasi kelompok dengan nomor siswa yang sama sesuai dengan tugas masing-masing sehingga terjadi diskusi kelas, kuis individu dan pembuatan skor dari tiap-tiap perkembangan belajar siswa dengan mengumumkan hasil kuis dan berilah reward (hadiah) bagi yang berprestasi baik.
Adapun Langkah-langkah model pembelajaran NHT (Number Head Together) adalah sebagai berikut
Fase 1 : Penomeran
Dalam fase ini, pada kegiatan pertama yang harus dilakukan guru ialah membagi siswa ke dalam beberapa kelompok yang terdiri antara 4-5 siswa. masing-masing anggota kelompok memperoleh nomor yang berbeda-beda.
Fase 2 : Mengajukan Pertanyaan
Dalam fase yang kedua ini, kegiatan guru selanjutnya memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa. dengan memberikan pertanyaan yang diharapkan bervariasi dan juga dapat berupa pertanyaan yang spesifik dan tentunya dalam bentuk kalimat tanya. Misalnya, “Ada berapa Jumlah bulu pada sayap Garuda Pancasia?” atau pertanyaan guru dapat berupa pertanyaan yang mengarahkan siswa.
Seperti, “pastikan setiap orang dapat mengetahui 5 suku yang ada di Indonesia”. Tujuan pemberian pertanyaan ini adalah untuk mentransformasikan pengetahuan baru ke arah situasi pembelajaran atau mengarahkan siswa untuk menanggapi materi yanga akan dipelajarinya. Dengan demikian, akan membentuk sebuah situasi penalaran terhadap pengalaman baru yang akan dipelajari dengan lebih siap untuk dipahami dan diterimanya.
Fase 3 : Berpikir Bersama
Dari pertanyaan tersebut, siswa bersama kelompoknya membahas dan menyatukan pendapatnya. tiap anggota dalam tim kelompoknya mengetahui jawaban tersebut dalam hal ini diskusi antar anggota kelompok namun guru tetap mengawasi.
Fase 4 : Menjawab
Pada kegiatan ini, guru memanggil suatu nomor tertentu dengan cara acak. kemudian siswa yang bersangkutan yang sesuai dengan nomor panggil guru mengacungkan tangan dan menjawab pertanyaan guru tadi untuk dijawab kepada seluruh kelas.
Fase 5 : Penilaian dan Pemberian Tanggapan
Pada langkah ini, guru meminta siswa yang lain untuk memberikan tanggapan, jawaban dan masukannya terhadap hasil jawaban siswa pada fase 4. Selanjutnya guru memanggil dan menunjuk nomor yang lain. Kegiatan ini dilakukan berulang-ulang sampai berakhirnya nomor pada siswa.
Fase 6 : Kesimpulan
Agar tidak menimbulkan kerancuan atau salah persepsi pada siswa. pada fase ini langkah guru adalah memberikan kesimpulan dan penjelasan atas pertanyaan dari jawaban yang disampaikan siswa.
Fase 7 : Evaluasi
Pemberian evaluasi bertujuan untuk mengetahui dan memberikan umpan balik dari hasil kegiatan yang sudah dilakukan. Pemberian evaluasi ini dapat berupa penilaian secara lisan dan tulisan. Pemberian tes sebagai hasil akhir dari bentuk kegiatan pembelajaran dapat dilakukan oleh guru sesuai dengan keinginan guru yang bersangkutan. Pemberian tes pada akhir kegiatan pembelajaran menjadi hal terpenting untuk mengetahui dan menelaah pengunaan model pembelajaran NHT (Number head Together) itu sendiri dan perkembangan belajar siswa.
Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Para siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran yang telah ditentukan. Tujuan dibentuknya kelompok kooperatif adalah untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan dalam kegiatan-kegiatan belajar. Dalam hal ini sebagian besar aktifitas pembelajaran berpusat pada siswa, yakni mempelajari materi pelajaran serta berdiskusi untuk memecahkan masalah.
Pada saat ini pendidikan Di Indonesia menggunakan kurikulum 2013 yang mengharuskan adanya keaktifan bagi para peserta didik dengan kata lain student center, guru harus memaksimalkan setiap kemampuan yang dimiliki para peserta didiknya dengan demikian dibutuhkannya model pembelajaran yang selaras dengan sistem pembelajaran kurikulum 2013 dari sekian banyak model pembelajaran yang telah penulis baca menurut penulis Model Pembelajaran Kooperatif Numbered Heads Together yang cocok digunakan dari penjelasan di atas maka sangatlah cocok untuk menggunakan model pembelajaran ini yang dimana student center dapat dilakukan.
Berikut ini adalah manfaat dari model pembelajaran NHT :
- Rasa percaya diri menjadi lebih tinggi dengan adanya proses mempresentasikan pendapat di depan rekan rekannya hal ini akan menjadikan tingkat kepercayaan diri menjadi lebih meningkat
- Memperbaiki kehadiran yang dimana jika proses pembelajarannya menyenangkan maka tingkat kehadiran peserta didik diharapkan menjadi lebih baik dalam hal ini peserta didik tertarik untuk belajar
- Konflik antara pribadi berkurang diskusi antar anggota kelompok tidaklah selalu berjalan mulus akan ada perselisihan diantara sesame anggota namun dengan pengawasan dari guru akan menjadikan diskusi yang dilakukan menjadi berkurangnya konflik sebab mau tidak mau mereka harus bekerja sama untuk mencari jawaban.
- Pemahaman yang lebih mendalam dengan belajar berkelompok dan diskusi yang dilakukan maka peserta didik yang memiliki kekurangan pemahaman maka akan terbawa dalam diskusi yang dimana hal tersebut menjadikannya memiliki pemahaman yang lebih mendalam
Kelebihan model pembelajaran NHT.
Dengan melihat sintaksnya saja, kita pasti dapat mengira-ngira apa saja kelebihan dari model ini,sebagaimana dijelaskan oleh Hill (1993) dalam Tryana (2008) bahwa model NHT memiliki kelebihan diataranya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, mampu memperdalam pamahaman siswa, menyenangkan siswa dalam belajar, mengembangkan sikap positif siswa, mengembangkan sikap kepemimpinan siswa, mengembangkan rasa ingin tahu siswa, meningkatkan rasa percaya diri siwa, mengembangkan rasa saling memiliki, serta mengembangkan keterampilan untuk masa depan.
Sekian artikel mengenai Model Pembelajaran Kooperatif Numbered Heads Together yang penulis sajikan semoga apa yang di tulis oleh penulis dapat bermanfaat bagi para pembaca dan dapat diaplikasikan di dalam proses belajar mengajar jika ada kesalahan dalam penulisan kata-kata penulis mohon maaf dan jika ada kritik dan saran penulis dengan senang hati menerimanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H