Tindakan yang tidak biasa di sini adalah tindakan yang menonjol positif maupun menonjol negatif. Sebagian besar orang lebih tertarik dengan tindakan yang menonjol negatif untuk mengomentarinya. Misalkan seorang anak mengeluarkan  kata-kata kasar atau makian, maka kalimat di atas, langsung dilontarkan.
Tidak sebatas perkataan, tindakanpun akan mendapat komentar yang sama, bahkan pola hidup dalam sebuah rumah tangga akan mempengaruhi/membentuk pikiran seorang anak.
Seorang anak kecil, memulai kegiatan belajarnya dengan cara meniru. Oleh sebab itu, apa yang dilihat atau didengar olehnya, akan ditiru dan diterapkan (dipantulkan) kepada orang lain tanpa rekayasa.
Anak-anak berfungsi sebagai cermin, yang akan memantulkan apa saja yang diterima/ditangkap dari benda-benda di sekitarnya (orang tua). Jika tidak menginginkan hal ini terjadi, masuklah dalam ruang yang gelap agar tidak dikenai cahaya, sehingga anak kita tidak meniru hal yang tidak baik.
Dengan kita masuk dalam ruang tidak bercahaya, tidak berarti hal yang positif juga kita sembunyikan dari anak kita. Biarkan mereka meniru hal yang baik, sedangkan apa yang menurut kita tidak pantas diketahui, wajib disembunyikan.
Fungsi lain dari cermin dalam kehidupan kita seringkali dikaitkan dengan masalah introspeksi diri. Mengapa demikian? Karena melalui cermin, kita dapat menemukan siapa dan bagaimana diri kita sebenarnya.
Â
"Mari Kita Bercermin, Sebelum Menilai Orang Lain dan Merawat Cerminan Kita Sebaik Mungkin, Demi Masa Depan Mereka"
Salam!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H