negara harus menjamin keamanan dan keselamatan setiap warga negara.Â
Mendapatkan kebebasan dalam melakukan aktifitas adalah bagian dari sebuah kemerdekaan diri seseorang, sertaHal itu akan membantu pemerintahan Afghanistan yang baru setelah pemerintahan sebelumnya yang dipimpin Ashraf Ghani,melarikan diri ke negeri Uni Emirat Arab, usai Taliban berhasil menduduki Ibukota, Kabul.
Sebagaimana banyak opini bertebaran dimedia sosial, media cetak, dan elektronik yang mendeskripsikan tentang kekejaman Taliban Afghanistan pada tahun 1996 sampai 2001.Â
Sehingga dibutuhkan konstitusi yang menjamin hak keamanan dan keselamatan warga negara serta melindungi dan menjamin kebebasan seseorang dalam memenuhi kebutuhan hidup, menyampaikan masukan berupa kritik dan saran guna membentuk pemerintahan Afghanistan yang bisa dipercaya dan akui dunia.Â
Bahwa Taliban Afghanistan tidak hanya manis dalam ucapan sebagaimana telah disampaikan dalam konfrensi pers, yang telah menjamin bahwa tidak akan mengambil hak-hak wanita yang hendak melakukan aktifitas diluar rumah dan telah memberikan amnesti kepada seluruh warga yang melakukan perlawanan terhadap Taliban sebelum jatuhnya, pemerintahan Afghanistan, Ashraf Ghani.
Tokoh Kemanusiaan Mungkinkah
Ya, sebagaimana dalam tulisan sebelumnya Afghanistan butuh simbol pemersatu rakyat untuk mengakhiri perang saudara yang terus berkecamuk, yang hanya berdampak pada kerugian negara dan menguntungkan pihak asing. Lantas, sosok siapakah yang mungkin menjadi tokoh kemanusiaan agar perang saudara ini segera berakhir dan Afghanistan mampu menjadi negara damai dengan sumber dayayang melimpah?
Sosok salah satu pendiri Taliban, Abdul Ghani Baradar mulai menjadi perbincangan setelah ia kembali dari Doha,Qatar untuk memimpin pemerintahan Afghanistan yang baru. Usai mengasingkan diri selama 20 tahun, usai jatuhnya kepemimpinan Taliban pada tahun 2001.Â
Beberapa dokumen resmi yang tidak dirahasiakan Departemen Luar Negeri  AS sebagaimana dituliskan (di sini) bahwa sosok Abdul Ghani Baradar merupakan mantan KSAD dan Komandan Korps Angkatan Darat Pusat, sementara Interpol menyatakan ia adalah Wakil Menteri Pertahanan Taliban.
Abdul Ghani Baradar juga merupakan Wakil Pemimpin pertamanya Mohammed Umar sehingga sangat mengerti perjuangan yang di dengungkan oleh Taliban Afghanistan, selain itu sosoknya pun sangat dikenal dalam dan luar negeri.
 Dibuktikan dengan beberapa perjanjian yang dilakukan sebelum Taliban Afghanistan dengan pemerintahan AS dan kunjungannya ke Indonesia pada tahun 2019 sebagai sosok yang diakui dunia luar.
Lantas, mungkinkah sosok Abdul Ghani Baradar akan menjadi tokoh kemanusiaan usai kembali dari pengasingan di Doha,Qatar. Semua kembali dari setiap langkah dan gagasan yang dilakukan pada warga negara Afghanistan apakah hanya manis dalam perkataan atau diwujudkan dalam tindakan.Â
Dengan menghentikan pertumpahan darah akibat perang saudara yang telah terjadi selama ini, tentu sosoknya akan merubah image dimata dunia tentang Taliban yang dikenal kejam dan merampas hak-hak kebebasan wanita Afghanistan.
Kemudian, Abdul Ghani Baradar akan menjadi pahlawan dimasa mendatang, sebagaimana banyak pahlawan tercatat dalam sejarah perjuangan atas kebebasan dan mendukung perdamaian dengan menghentikan pertikaian dengan menjalin ikatan sesama warga negara tanpa membedakan asal, suku, etnis, dan bahasa.
Semoga, pemerintahan yang baru Afghanistan bisa segera terwujud dengan perdamaian tanpa harus ada pertikaian dan peperangan yang terjadi.Â
Sehingga fokus dalam membangun dan bahu membahu menciptakan kemajuan dan kesejahteraan rakyat, yang saat ini masih jauh dirasakan oleh warganya. Terlebih lagi, saat ini teknologi sudah sangat berkembang dengan cepat dan pesat, tentu ini akan sangat mempengaruhi masyarakat Afghanistan yang belum merasakan perkembangan teknologi.
Baca : Menjadi Negara Damai,Nyanyian Anak Negeri, Respon Publik
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H