Mohon tunggu...
Kahfi
Kahfi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat wacana sosial, politik, agama, pendidikan, dan budaya

Manusia bebas yang terus belajar dalam kondisi apapun, Jangan biarkan budaya menjiplak ditengah ekonomi yang retak.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi: Satu Wadah Aspirasi

29 Agustus 2021   23:02 Diperbarui: 29 Agustus 2021   23:19 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
nasional.okezone.com

Bumi pertiwi atas air dan tanah,

Dengan sumber daya alam melimpah,

Dikelola oleh tangan-tangan serakah,

Sehingga hasilnya jadi tak berkah,

Pemandangan alam nan indah,

Sudah tak lagi jadi anugrah,

Semua sudah tinggal sampah,

Menyisakan duka dan amarah,

Hati dan nurani mulai gundah,

Tangan dan kaki bergerak melangkah,

Sampaikan aspirasi di istana yang megah,

Mengingatkan mereka untuk berbenah,

Penghapusan seni sebagai kisah,

Kisah dari pembungkaman rakyat bawah,

Baliho politisi bertebaran dimana-mana melimpah,

Ditengah suasana yang sedang lemah, 

Rakyat jangan pasrah dan menyerah,

Di tengah ekonomi susah nan goyah,

Sikap politisi menjadi pongah dan bedebah,

Mahasiswa dan rakyat harus ada dalam satu wadah.

Ini bukan soal berani dan gagah,

Kompetisi menang dan kalah, 

Ini adalah negeri bersejarah,

Yang harus mampu berkiprah,

Rakyat dan Mahasiswa,29/08/2021

puisi terkait: ,Pemandangan Mengaji, Baliho Mu Tak Menarik, Suara Dari Dinding

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun