Mohon tunggu...
Kaharudin Anas Putra
Kaharudin Anas Putra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Musik, Olahraga dan Membaca

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dermaga Terakhir

8 Desember 2024   14:06 Diperbarui: 8 Desember 2024   14:07 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku hanyalah kapal melawan badai waktu
Berlayar tanpa henti tapi hatiku menuju
Kau, dermaga yang kutulis dalam doa
Meski ombak sering memisahkan kita

Waktuku seperti bayang tak selalu terasa
Namun namamu bisik di setiap jeda
Aku ini hujan tak bisa selalu menetap
Tapi cintamu tanah tempatku melekat

Di antara seribu pelabuhan yang menggoda
Hatiku hanya memilih kau satu di antara
Meski waktu membangun jarak yang menguji
Cintaku tak pernah lelah kembali ke sini

Aku pendaki yang terjebak tebing tinggi
Namun namamu adalah puncak abadi
Setiap langkah meski berat menantang
Cintamu cahaya yang menuntun pulang

Bilaku bagai mentari yang lelah menyala
Namun kau cakrawala yang selalu tenangkan jiwa
Jika aku bulan yang hilang dalam malam
Kaulah wajah langit tempat rinduku karam

Di antara seribu pelabuhan yang menggoda
Hatiku hanya memilih kau satu di antara
Meski waktu membangun jarak yang menguji
Cintaku tak pernah lelah kembali ke sini

Jika kau percaya janji yang tak sempurna
Aku berikan selamanya tak hanya sementara

Aku tahu angin tak selalu berpihak
Namun cintaku padamu takkan pernah retak
Pasrahku kini pada ruang di hatimu
Jika kau izinkan jadilah takdirku

Aku kapal yang letih kau dermaga terakhir
Sekuat apa pun ombak hanya kau yang kutafsir
Jika kau terima meski dunia menantang
Cintaku adalah rumah tempat kita pulang

Di antara seribu pelabuhan yang menggoda
Hatiku hanya memilih kau satu di antara
Meski waktu membangun jarak yang menguji
Cintaku tak pernah lelah kembali ke sini
Jika kau percaya janji yang tak sempurna
Aku berikan selamanya tak hanya sementara

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun