Aku hanyalah kapal melawan badai waktu
Berlayar tanpa henti tapi hatiku menuju
Kau, dermaga yang kutulis dalam doa
Meski ombak sering memisahkan kita
Waktuku seperti bayang tak selalu terasa
Namun namamu bisik di setiap jeda
Aku ini hujan tak bisa selalu menetap
Tapi cintamu tanah tempatku melekat
Di antara seribu pelabuhan yang menggoda
Hatiku hanya memilih kau satu di antara
Meski waktu membangun jarak yang menguji
Cintaku tak pernah lelah kembali ke sini
Aku pendaki yang terjebak tebing tinggi
Namun namamu adalah puncak abadi
Setiap langkah meski berat menantang
Cintamu cahaya yang menuntun pulang
Bilaku bagai mentari yang lelah menyala
Namun kau cakrawala yang selalu tenangkan jiwa
Jika aku bulan yang hilang dalam malam
Kaulah wajah langit tempat rinduku karam
Di antara seribu pelabuhan yang menggoda
Hatiku hanya memilih kau satu di antara
Meski waktu membangun jarak yang menguji
Cintaku tak pernah lelah kembali ke sini
Jika kau percaya janji yang tak sempurna
Aku berikan selamanya tak hanya sementara
Aku tahu angin tak selalu berpihak
Namun cintaku padamu takkan pernah retak
Pasrahku kini pada ruang di hatimu
Jika kau izinkan jadilah takdirku
Aku kapal yang letih kau dermaga terakhir
Sekuat apa pun ombak hanya kau yang kutafsir
Jika kau terima meski dunia menantang
Cintaku adalah rumah tempat kita pulang
Di antara seribu pelabuhan yang menggoda
Hatiku hanya memilih kau satu di antara
Meski waktu membangun jarak yang menguji
Cintaku tak pernah lelah kembali ke sini
Jika kau percaya janji yang tak sempurna
Aku berikan selamanya tak hanya sementara
Alkid Jogja, 081224
10:35 WIB
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H