Ayat lima dalam surat Thaha termasuk ayat mutasyabihat, yakni ayat yang dari segi bahasa memiliki lebih dari satu makna. Sementara, kata istiwa dalam bahasa Arab bisa memiliki bermacam-macam makna: duduk, bersemayam, masak/matang, sempurna, berlabuh, lurus, tegak, menguasai. Menurut Imam Malik, Allah istiwa sebagaimana menyifati diri-Nya, dan tidak dikatakan "bagaimana", kaif (sifat makhluk) itu mustahil bagi Allah. Jadi, mudahnya, Allah istiwa di 'Arsy itu bermakna bahwa Allah berkuasa atas segala kekuasaan yang ada di dalam semesta dan seisinya. Bagaimana jika dimaknai dengan "duduk/bersemayam" di atas 'Arsy? Bolehkah?
Sekiranya aku belum menemukan jawaban yang tepat. Selayaknya, aku harus belajar lagi untuk mengenal tentang Tuhan, kemudian memperkenalkan pada anakku. Pertanyaannya aku simpan. Untuk jawabannya, jujur saja, aku harus membaca banyak referensi lagi. Entah sampai kapan jawaban itu akan kuberikan, atau barangkali ia akan menemukan jawaban atas pertanyaannya sendiri, seiring perjalanan hidupnya.