Mohon tunggu...
Kafka Raditya
Kafka Raditya Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Pelajar yang suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Demokrasi Liberal dan Dampak Penerapannya Apabila Digunakan di Indonesia

15 November 2023   15:30 Diperbarui: 15 November 2023   15:40 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Demokrasi liberal merupakan sebuah konsep yang menjadi tonggak penting dalam perkembangan sistem pemerintahan di beberapa negara di dunia. Ini adalah sistem pemerintahan yang mewakili jenis demokrasi yang didasarkan pada hak asasi manusia, kebebasan sipil, supremasi hukum, dan pemerintahan yang dikendalikan oleh rakyat.

Demokrasi liberal menciptakan sistem politik yang mendukung prinsip-prinsip demokrasi seperti pemilu dan perwakilan rakyat sekaligus membela hak asasi manusia, kebebasan pers, hak minoritas, dan peradilan yang independen. Ini menciptakan masyarakat terbuka di mana warga negara bebas untuk mengungkapkan pendapat mereka dan meminta pertanggungjawaban pemerintah.

Sistem pemerintahan demokrasi liberal dibedakan dari bentuk pemerintahan lainnya dengan sejumlah karakteristik yang menonjol. Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri demokrasi liberal:

Hak asasi manusia: Demokrasi liberal menghargai kebebasan individu seperti hak privasi, kebebasan berbicara, dan kebebasan beragama. Negara dan pemerintah harus menjunjung tinggi hak-hak tersebut, yang dianggap fundamental. Individu dilindungi oleh prinsip ini dari kemungkinan penyalahgunaan kekuasaan oleh pemerintah atau kelompok mayoritas.

Hukum dan supremasi hukum: Dalam demokrasi liberal, nilai-nilai hukum yang adil dan supremasi hukum adalah fundamental. Setiap orang terikat oleh hukum yang sama, bahkan mereka yang memegang kekuasaan. Untuk melestarikan gagasan ini, kita membutuhkan sistem hukum yang tidak memihak dan independen. Ini menjamin bahwa setiap orang bertanggung jawab atas tindakan mereka di bawah hukum dan bahwa hukum diterapkan secara adil.

Pemilu: Dalam demokrasi liberal, pemilih memiliki hak untuk secara bebas dan adil memilih perwakilan yang ingin mereka wakili dalam pemerintahan. Pemilihan ini harus dilakukan secara transparan dan teratur. Gagasan ini menjamin bahwa rakyat secara sah memilih pemerintah mereka dan bahwa mereka bertanggung jawab kepada mereka.

Indonesia menjalankan sistem demokrasi liberal sebagai pemerintahan negara dari tahun 1950 hingga 1959. Ini berbeda dari sistem presidensial yang lebih umum di Indonesia saat ini. Selama periode ini, Indonesia mengadopsi sistem parlementer yang memiliki beberapa karakteristik yang menggambarkan demokrasi liberal. Berikut ini adalah penjelasan menyeluruh tentang bagaimana demokrasi liberal diterapkan di Indonesia pada saat itu:

1.Pemimpin dan Pemerintahan Negara

Selama periode ini, presiden Indonesia berganti-ganti. Sebaliknya, posisi kepala negara dan kepala pemerintahan tidak sama. Kepala negara adalah perwakilan negara baik di dalam maupun di luar negeri. Presiden dan raja, seperti dalam monarki, berfungsi sebagai wakil kepala negara, sementara kepala pemerintahan bertanggung jawab atas pengelolaan pemerintahan negara.

2. Anggota Parlemen

Indonesia memiliki sistem pemerintahan parlementer, yang dipilih oleh presiden. Ini berbeda dengan sistem presidensial, di mana presiden juga menjabat sebagai kepala pemerintahan.

3.Kebebasan Pribadi

Individu diberi kebebasan, termasuk kebebasan untuk berpartisipasi dalam politik, dalam sistem demokrasi liberal ini. Saat itu, banyak partai politik di Indonesia yang berbeda ideologi dan politiknya, dan beberapa muncul dalam kerangka kebebasan individu. Partai-partai tersebut antara lain Nahdlatul Ulama, Masyumi, dan Partai Sosialis Indonesia (Psi).

4. Kekuasaan pemerintah yang terbatas

Pembatasan kekuasaan pemerintah menjadi dasar demokrasi liberal, yang dilakukan untuk menghindari kelompok-kelompok tertentu memperoleh kekuasaan yang berlebihan sehingga menghasilkan pemerintahan yang lebih transparan dan demokratis

5.pembuatan undang-undang melalui pemungutan suara mayoritas di Parlemen

Suara mayoritas di Parlemen memberi pemerintah kekuasaan untuk membuat undang-undang dalam sistem demokrasi liberal. Perdana menteri memimpin kabinet pemerintah dan biasanya merupakan anggota partai politik pemenang.

Namun perlu diingat bahwa periode demokrasi liberal ini juga ditandai dengan keresahan politik, yang seringkali mengakibatkan pergantian kabinet. Dalam kurun waktu sembilan tahun, Kabinet telah diganti sebanyak tujuh kali. Perubahan ekonomi dan politik juga terjadi selama ini. Titik balik yang berpengaruh dalam sejarah politik Indonesia, demokrasi liberal yang ada di sana dari tahun 1950 hingga 1959 mewujudkan nilai-nilai demokrasi, kebebasan politik, dan pluralisme politik di era tersebut.

Kesimpulan

Demokrasi Liberal meruapakan salah satu dari banyaknya jenis sistem pemerintahan di dunia. Penting untuk diingat bahwa tergantung pada bagaimana demokrasi liberal diterapkan di negara tertentu, kelebihan dan kekurangannya dapat bervariasi. Setiap sistem politik menghadapi peluang dan kesulitan yang berbeda, dan efektivitas sistem ditentukan oleh seberapa baik nilai-nilai demokrasi liberal diintegrasikan ke dalam konteks budaya dan ekspektasi masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun