Sebagai makhluk sosial, manusia tidak akan luput dengan perkumpulan manusia lainnya. Dan hal yang tak bisa dihindari yaitu senda gurau. Pasti bila seseorang sudah berkumpul dengan orang-orang yang sudah ia kenal, senda gurau sudah menjadi komposisi tersendiri layaknya makanan yang tak akan lezat tanpa adanya komposisi itu.
Nah, didalam islam, saking kompleksnya senda gurau juga ada etikanya. Melihat efek dari gurauan yang tidak ada batasnya dapat mengakibatkan runtuhnya ukhuwah, maka senda gurau juga beberapa kali disinggung dalam islam. Berikut beberapa etika saat bergurau :
Tidak berbohong
Hendaklah siapa saja untuk tidak berbohong kepada sesama walaupun dalam gurauan semata, karena Rasulullah tidak pernah mengajarkan kita untuk berbohong. Sebagaimana dalam hadist "Celaka orang yang bercakap kemudian berbohong supaya manusia tertawa. Celakalah dia dan celakalah dia" (H.R Ahmad dan Ad-Damiri)
Namun dalam kondisi darurat baru diperbolehkan untuk berbohong, itupun harus untuk kemaslahatan bersama seperti untuk menyatukan kembali perseteruan seorang muslim dengan muslim lainnya, maka itu diperbolehkan.
Tidak menghina
Didalam percandaan tidak jarang kita menemukan gurauan yang melewati batas hingga mengakibatkan salah seorang teman menjadi sakit hati, salah satunya gurauan yang digunakan yaitu dengan cara menghina teman disekitar.Â
Meskipun gurauan seperti itu membuat teman-teman lainnya menjadi tertawa, melihat efek yang mungkin terjadi itu, maka menghina untuk membuat tertawa orang sekitar seperti itu dilarang.
Didalam Tafsir Ibnu Katsir "Menghina dan menganggap remeh hukumnya haram. Sebab orang yang dihina mungkin saja lebih tinggi derajatnya disisi Allah SWT dan lebih dicintai-Nya dari yang menghina" dan pada kenyataanya kita tidak tahu saat menghina seseorang ternyata ia lebih tinggi derajatnya disisi Allah, maka menghina dan meremehkan seseorang itu dilarang.
Tidak menakut-nakuti
Sering kali kita jumpai orang-orang yang sengaja membuat banyak orang tertawa dengan cara menakut-nakuti seseorang seperti mengejutkan seseorang yang phobia dengan barang yang ditakutinya.Â
Gurauan seperti ini akan membuat seseorang itu menjadi ketakutan dan kemungkinan membuatnya marah dan memunculkan bibit-bibit permusuhan anatara orang yang ditakut-takuti dengan orang yang menakutinya.
Maka jangan sekali-kali kita mencoba hal seperti ini, meskipun dalam gurauan atau untuk membuat orang yang lainnya tertawa. Karena Rasulullah sangat melarangnya, sebagaimana sabda beliau "Haram bagi seorang lelaki menakutkan orang islam" (H.R Thabrani)
Mengetahui situasi dan kondisi
Salah satu hal yang perlu diperhatikan bagi orang yang senang bercanda yaitu ia harus mengerti situasi dan kondisi. Apabila situasi sedang serius, hendaknya ia paham bagaimana menanggapi situasi yang sedang serius. Jika seseorang tidak bisa menempatkan gurauan pada kondisi yang semestinya, itu akan mengakibatkan permusuhan antar sesama.
Namun bila situasi sedang rancau, maka berilah sedikit gurauan yang semestinya saja supaya dapat mengembalikan suasana yang tadinya tegang menjadi lebih fresh.
Tidak berlebihan
Pernah kita dengar bahwa orang yang dimasa mudanya banyak tertawa, maka akan banyak menangis dihari tua. Entah hal itu benar atau salah. Tapi, memanglah tidak baik hukumnya bagi seseorang yang berlebihan atau terlalu banyak tertawa, karena kebanyakan tertawa akan membuat hati seseorang menjadi keras dan buta, sehingga sulit baginya untuk menerima nasihat. Sebagaiama sabda Nabi"Janganlah kamu banyak tertawa. Sesungguhnya banyak tertawa bisa mematikan hati" (H.R Ahmad)
Sayyidina Ali berkata "Masukkan gurauan dalam perkataan sekedar kamu masukkan garam dalam makanan" makanan yang terlalu banyak garam akan terasa asin, sama halnya dengan gurauan, berguraulah sekedarnya saja dan dengan tidak berlebihan. Karena gurauan yang berlebihan bisa membutakan hati, menumbuhkan benih permusuhan dan hal-hal buruk lainnya.
Sa'id bin al-'As berkata "Bersederhanalah dalam melawak. Berlebihan dalam melawak akan menghilangkan keindahan dan menyebabkan orang-orang yang bodoh akan berani terhadapmu" berlebihan dalam bercanda juga dapat membuat orang-orang bodoh menjadi berani terhadap kita.
Seringnya kita melihat acara lawak diTV membuat kita lupa bahwa pelawak-pelawak yang ada diTV itu terpaut jauh lebih tua dari pada kita, namun kenyataannya kita memanggilnya dengan sebutan namanya langsung tanpa mengawali dengan julukan yang lebih tua seperti "Mas","Pak","Mbak" ataupun "Bu" sebagaimana adab seseorang pada orang yang lebih tua.
Sebagai seorang muslim yang bijak, hendaklah kita bisa menerapkan hal-hal diatas supaya gurauan kita menjadi lebih bermanfaat tanpa merugikan siapa saja. Karena gurauan muslim yang bijak apabila dilakukan dengan niat yang baik dan benar untuk menghibur orang lain insyaallah akan bernilai ibadah.Â
Semoga saja kita semua dapat menjadi seorang muslim yang selalu bisa mendekatkan diri kepada Allah SWT kapan saja dan dalam situasi dan kondisi apapun. Aamin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H