Mohon tunggu...
Ahmad Kafin azka
Ahmad Kafin azka Mohon Tunggu... Human Resources - Mahasiswa dan Santri

mahasiswa dan santri

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Rahasia Kecerdasan Bangsa Yahudi

4 Februari 2019   10:00 Diperbarui: 17 Februari 2019   11:01 1793
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejak dahulu dunia selalu dikejutkan oleh banyak penemuan yang membuat kebanyakan orang menjadi tercengang. Langsung saja, Tahukah kalian siapa pencipta facebook? Pencipta google? Pencipta microsoft? Pasti kalian semua sudah banyak yang tahu. Yakni Mark zurkerberg, Larry page dan Bill gates. Memang sudah tak bisa diraguklan lagi kecerdasan ketiga penemu aplikasi populer tersebut. 

Mereka hanyalah sebagian contoh dari sekian banyak orang-orang jenius di dunia dari bangsa Yahudi. Namun disini saya tidak akan membahas lebih detail tentang seluk beluk atau apalah tentang agama Yahudi. Tapi yang akan saya bahas yaitu tentang bagaimanakah orang-orang yahudi bisa sangat cerdas.

Perlu kita ketahui para peneliti telah melakukan penelitian bahwa rata-rata IQ yang dimilki oleh orang-orang yahudi yaitu berkisar 107,5 -- 115. Itu sangat berbeda jauh jika dibandingkan dengan bangsa-bangsa lainnya. 

Seperti misal orang-orang bangsa Eropa misalnya yang rata-rata IQnya adalah 100. Terlebih lagi dengan bangsa Indonesia yang hanya 90 -- 100. Sedangkan jika selisih IQ 3 saja sudah sangat terlihat jelas perbedaannya mana yang lebih cerdas.

Meskipun jumlah orang Yahudi sangat sedikit, yakni hanya 1% dari 100% seluruh penduduk bumi. Namun meskipun begitu bangsa Yahudi telah dinobatkan sebagai bangsa tercerdas didunia. 

Tentu bukan semena-mena para petinggi menobatkan bangsa Yahudi sebagai bangsa yang jenius, buktinya sudah banyak salah satunya seperti yang telah saya tuturkan diawal.  Dan hal itu telah diakui dunia. Bukan maksud saya disini untuk meninggi-ninggikan Yahudi. Saya juga islam. 

Supaya kita tidak pesimis dengan mereka maka saya tegaskan bahwa kecerdasan orang-orang Yahudi itu semata-mata bukan takdir dari Tuhan. Namun ada proses ilmiah dibalik itu semua yang belum kita ketahui dan tentu dapat kita tiru. 

Sebenarnya ada banyak cara yang dilakukan oleh bangsa yahudi demi melahirkan anak yang cerdas baik ketika didalam kandungan dan juga yang sudah lahir. Namun pembahasan kali ini ialah tentang tradisi Yahudi ketika telah lahir yang mana dapat membuat mereka cerdas. Yang insyaallah juga bisa terapkan pada kehidupan kita. Langsung saja berikut tradisi yahudi saat belajar yang dapat kita contoh:

Selalu duduk di depan
Tradisi ini selalu dilakukan oleh orang-orang Yahudi bukan hanya ketika belajar namun juga selalu dduk didepan dalam berbagai acara seperti pernikahan, reuni dll. Bukan karena apa mereka(orang yahudi) duduk didepan ketika dalam berbagai acara, karena merek sangat menghargai apapun yang telah disuguhkan didepan dengan begitu mereka tidak akan miss understanding. 

Terlebih ketika belajar, yakni agar lebih mudah mendengarkan apa yang telah dijelaskan oleh sang guru dan juga agar lebih jelas untuk memahami suatu pelajaran yang sedang dipelajari. 

Tradisi ini sangat berbeda sekali dengan disekitar kita, yang kebanyakan murid malah lebih memilih duduk dibelakang, terkadang sampai-sampai sang guru memerintahkan untuk mengisi bagian depan, itu saja masih udzur-udzuran, masyaallah... alangkah baiknya jika selalu duduk didepan bisa diterapkan dalam kehidupan kita guna menciptakan generasi-generasi yang cerdas.

Selalu bertanya
"Malu bertanya sesat dijalan" paribahasa yang sering kita dengar disekitar kita. Namun  apa faktanya? Hanya sedikit murid yang mau bertanya. Banyak murid tidak paham akan suatu pelajaran karena takut dan malu untuk bertanya. Alasan lain yang sering kita jumpai yaitu karena ta'dim dengan sang guru. 

Hal ini sangat berbeda dikalangan Yahudi , bagi mereka tradisi bertanya adalah suatu kewajiban bagi setiap murid. Sampai-sampai mereka menganggap murid yang tidak mau bertanya adalah murid yang bodoh (segitunya..). maka dari itu ada sebutan mahasiswa itu harus kritis. Hebatnya di Yahudi bukan hanya mahasiswa yang kritis bahkan anak yang masih dibangku TK harus kritis.

Kontak mata lawan biacara
Bangsa yahudi meyakini bahwa kontak mata dengan lawan amat sangat diperlukan saat berkomunikasi dengan lawan bicara, terlebih lagi saat kegiatan belajar mengajar. 

Guru pasti akan mengontak mata murid-muridnya guna untuk mengetahui murid-muridnya memperhatikan atau tidak. Memang terlihat sepele, tapi pernahkah kalian merasa ketika diterangkan guru atau dosen lalu kalian tidak memperhatikan matanya? Tentunya akan terasa berbeda ketika kita kontak mata. Seperti lebih mudah dan fokus dalam memahami apa  yang telah disampaikan.

Tersenyum mempesona
Tersenyum memang merupakan kebiasaan yang sering dilakukan oleh bangsa Yahudi. Mereka tersenyum bukan hanya pada orang yang sudah dikenal saja, belum kenal pun mereka juga tersenyum. 

Tapi saya rasa sudah banyak orang indonesia yang suka membudidayakan tradisi ini. Tak lain karena tersenyum dapat menyegarkan suasana dan juga dapat memperbanyak teman.

Berjalan 25% lebih cepat
Kebiasaan ini mereka lakukan tak bukan apa, karena sangat menghargai akan sebuah waktu, mereka beranggapan berjalan terlalu lambat akan menghabiskan waktu dan ketika sampai tujuan akan terlambat. Dan telah ketahui bahwa mahasiswa harus cak cek cak cek gak boleh lelet. Maka Yahudi telah lebih dahulu melakukannya.

Mungkin hanya itu yang dapat saya simpulkan dari informasi yang telah saya dapatkan. Semoga bermanfaat dan tentunya dapat menjadikan kita sebagai generasi-generasi cerdas yang bahkan akan mengalahkan bangsa Yahudi. To be continued..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun