Mohon tunggu...
Ahmad Kafin azka
Ahmad Kafin azka Mohon Tunggu... Human Resources - Mahasiswa dan Santri

mahasiswa dan santri

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Rahasia Kecerdasan Bangsa Yahudi

4 Februari 2019   10:00 Diperbarui: 17 Februari 2019   11:01 1793
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selalu bertanya
"Malu bertanya sesat dijalan" paribahasa yang sering kita dengar disekitar kita. Namun  apa faktanya? Hanya sedikit murid yang mau bertanya. Banyak murid tidak paham akan suatu pelajaran karena takut dan malu untuk bertanya. Alasan lain yang sering kita jumpai yaitu karena ta'dim dengan sang guru. 

Hal ini sangat berbeda dikalangan Yahudi , bagi mereka tradisi bertanya adalah suatu kewajiban bagi setiap murid. Sampai-sampai mereka menganggap murid yang tidak mau bertanya adalah murid yang bodoh (segitunya..). maka dari itu ada sebutan mahasiswa itu harus kritis. Hebatnya di Yahudi bukan hanya mahasiswa yang kritis bahkan anak yang masih dibangku TK harus kritis.

Kontak mata lawan biacara
Bangsa yahudi meyakini bahwa kontak mata dengan lawan amat sangat diperlukan saat berkomunikasi dengan lawan bicara, terlebih lagi saat kegiatan belajar mengajar. 

Guru pasti akan mengontak mata murid-muridnya guna untuk mengetahui murid-muridnya memperhatikan atau tidak. Memang terlihat sepele, tapi pernahkah kalian merasa ketika diterangkan guru atau dosen lalu kalian tidak memperhatikan matanya? Tentunya akan terasa berbeda ketika kita kontak mata. Seperti lebih mudah dan fokus dalam memahami apa  yang telah disampaikan.

Tersenyum mempesona
Tersenyum memang merupakan kebiasaan yang sering dilakukan oleh bangsa Yahudi. Mereka tersenyum bukan hanya pada orang yang sudah dikenal saja, belum kenal pun mereka juga tersenyum. 

Tapi saya rasa sudah banyak orang indonesia yang suka membudidayakan tradisi ini. Tak lain karena tersenyum dapat menyegarkan suasana dan juga dapat memperbanyak teman.

Berjalan 25% lebih cepat
Kebiasaan ini mereka lakukan tak bukan apa, karena sangat menghargai akan sebuah waktu, mereka beranggapan berjalan terlalu lambat akan menghabiskan waktu dan ketika sampai tujuan akan terlambat. Dan telah ketahui bahwa mahasiswa harus cak cek cak cek gak boleh lelet. Maka Yahudi telah lebih dahulu melakukannya.

Mungkin hanya itu yang dapat saya simpulkan dari informasi yang telah saya dapatkan. Semoga bermanfaat dan tentunya dapat menjadikan kita sebagai generasi-generasi cerdas yang bahkan akan mengalahkan bangsa Yahudi. To be continued..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun