Mohon tunggu...
Ahmad Kafil Mawaidz
Ahmad Kafil Mawaidz Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan swasta

Ajarkanlah sastra pada anak-anakmu, agar anak pengecut jadi pemberani - Umar bin Khattab

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menukil Syafaat Lewat "Mocopat Syafa'at"

7 April 2018   12:06 Diperbarui: 7 April 2018   12:47 1160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semari menunggu bus supaya agak penuh, saya sempatkan membaca sebuah buku yang sengaja saya bawa sejak berangkat kemarin. Setelah membaca beberapa lembar, saya dihampiri seseorang seumuran ayah. Saya ditunjukkan letak penunggu penumpang jurusan Surabaya denan tarif ekonomi. Saya baru tersadar, bahwa daritadi saya menunggu di jalur bus dengan tarif eksekutif atau yang lebih mahal. Pak Mardi namanya, yang dengan sukarela dia menunjukkan saya ke tempat yang lebih murah, seakan dia tahu bahwa sangu saya waktu emang emang ngepas alias pas-pasan untuk naik kendaraan pergi pulang. 

Pak Mardi merupakan perantau asal Ponorogo yang kebetulan mau pulang ke kota asalya setelah dari Cirebon. Dia berangkat merantau ke Cirebon sejak empat hari sebelumnya. Tujuannya ke tanah rantau tidak lain hanyalah unuk mendapatkan penghasilan yang lebih besar daripada yang ia peroleh di kampung halamannya. Uang itu nantinya akan ia berikan kepada anak bungsunya yang masih dudk di sekolah dasar berupa sepeda. karena tak kunjung mendapatkan pekerjaan, pak Mardi pulang. Ongkosnya pun sama seperti yang saya punya, pas-pasan. 

Di Bus perjalanan pulang, Pak Mardi banyak bercerita mengenai keluarganya, dimana belia memiliki tiga anak, dua perempuan dan satu laki-kai yang merupakan paling bungsu. Anak pertama sudah menikah, dipersunting lelaki asal klaten. Kedua masih mondok di sebuah pondok pesantren di Kediri, dan yang terakhir masih duduk di sekolah dasar. 

Dari cerita panjang beliau, yang paling saya kagumi adalah rasa tanggung jawab kepada keluarga kecilnya. Beliau berusaha sekuat tenaga menyukupi segala kebutuhan keluarga, terutama anaknya. Mungkin kali ini keajaiban Tuhan itu berperantara lewak Pak Mardi. Selain pertolongan beliau, hikmah dari perjalananan hidupnya juga bisa diterapkan untuk langkah saya kedepannya.

Itulah beberapa nukilan syafa’at dari perjalanan saya menuju Mocopat Syafa’at, semoga bermanfaat dan sampai jumpa di eMeS selanjutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun