Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Ini Sop dan Soto Banjar, Duo "Kembar Siam" Berkuah Rempah Khas Kalimantan

7 Januari 2025   21:12 Diperbarui: 8 Januari 2025   04:07 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Katupat Banjar dengan Urung (Bungkus) Daun Nipah | @kaekaha

Menurut referensi dari Haji Engot, pemilik kedai Soto Udin Engot yang juga dikenal sebagai penerus trah Soto Banjar Kampung Melayu yang legendaris, hasil bapandiran (ngobrol, bincang-bincang;Bahasa Banjar) saya dengan beliau beberapa tahun silam, konon permulaan dikenal Soto Banjar "modern" di Kota Banjarmasin pada dekade 70-an, setidaknya ada 3 atau 4 kedai terkenal yang sidin (beliau;bahasa Banjar) ingat saat itu. 

Uniknya, kedai-kedai ini saat itu dikenali bukan dari nama-nama kedainya, karena penamaan kedai sepertinya belum menjadi prioritas saat itu. Semua dikenali justeru dari nama kampung atau kawasan tempat kedai itu lahir, tumbuh hingga akhirnya berkembang menjadi besar dan dikenal masyarakat, seperti Soto Pekapuran, Soto Kuin, Soto Kampung Melayu dan Soto Basirih.

Sepertinya hanya Soto Kuin saja yang sampai sekarang masih menggunakan identitas "kampungnya" sebagai brand sekaligus penanda asal-usul genre sotonya.

Sayangnya, beliau juga menyebut Basirih yang sudah tidak ada lagi. Kemungkinan, dulu ada juga Soto (Banjar) Basirih, tapi sayangnya tidak ada lagi penerusnya, hingga sekarang tidak terlihat lagi jejaknya di seputaran Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas!

Sementara itu, uniknya ciri khas dari ketiga kedai Soto (Banjar) tersisa yang sekarang masih eksis, kelak masing-masing menjadi referensi bagi penggemarnya masing-masing saat mengolah Soto Banjar untuk berbagai keperluan, terutama hajatan.

Kedai pertama adalah Soto Pekapuran yang tumbuh di kawasan Pekapuran dan kelak dikenal sebagai  Soto Ayam Bapukah Haji Anang yang dikenal dengan trade mark-nya berupa topping ayam bapukah (dipatah;bahasa Banjar) alias bagian ayam yang di potong tanpa alat pemotong, jadi pasti berbeda-beda untuk masing-masing sajiannya. 

Perkedel Kentang | @kaekaha
Perkedel Kentang | @kaekaha

Selain itu, Soto Banjar Bapukah ini juga dikenal dengan ciri khas kuahnya yang relatif bening dengan citarasa  gurih yang cenderung mengarah ke sedikit asin, berbeda dari kelaziman Sop dan Soto Banjar kebanyakan yang citarasa gurihnya cenderung mengarah ke manis!

Kedai berikutnya adalah Kedai Soto Kuin yang tumbuh dan berkembang di kawasan Kuin yang juga dikenal sebagai kawasan Kotaraja alias ibu kota Kesultanan Banjar di abad ke-16 silam. Ciri utama dari Soto Kuin ini adalah kuahnya yang berwarna kekuning-kuningan, pengaruh dari rebusan kuning telur itik yang dihaluskan dan dimasukkan dalam kuah sebagai bagian dari penyedap rasa .  

Baca Juga Yuk! Soto Banjar dan Katupat Kandangan “Pengantar” Mabrurnya Ibadah Haji

Sedangkan yang terakhir tentu saja, Kedai Soto Kampung Melayu milik leluhur Haji Engot yang lahir dan tumbuh juga di kawasan Kampung Melayu, Kota Banjarmasin. Keragaman inilah, salah satu sebab musabab, tampilan dan citarasa soto Banjar yang autentik di kampung halamannya sendiri sudah berbeda-beda, apalagi yang diluar sana!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun