Alhamdulillah, jauh selepas azan untuk salat Isya, akhirnya rombongan kami yang telah ditunggu oleh tim dari Kementerian Pariwisata dan juga tuan rumah, pemilik Tu ur Ma'asering akhirnya sampai dengan selamat di destinasi unik yang memadukan cafe-resto dengan alam pegunungan, khususnya kebun Pohon Seho di ketinggian 1.230-an meter mdpl.Â
Wooow pantas saja, ketika turun dari mini bus, kami langsung disergap dengan udara dingin yang menusuk sampai ke tulang, apalagi saat itu hembusan angin di lokasi cukup kencang. Bahkan karenanya, berisiknya gesekan daun pohon seho yang jauh diatas kami bisa dengan jelas terdokumentasi dalam video.
Baca Juga Yuk! "Orkes Gitar Mama" dan Sepenggal Kisah Konservasi ala Desa Bahoi yang Menginspirasi
Tapi fragmentasi dramatis menembus "dunia lain" saat menuju Tuur Ma'asering sekejap langsung terlupakan setelah kami langsung disambut dengan hidangan tradisional Manado yang kaya rempah dan siap santap di meja-meja saji yang memang disiapkan secara khusus di tempat khusus untuk kami yang sedang kela... ah, lagi-lagi harus jujur! Kami memang sedang kelaparan...he...he...he...
Inilah yang namanya pucuk dicinta ulam pun tiba! Peribahasa ini sepertinya paling pas menggambarkan suasana hati kami ketika kami langsung berhadapan dengan berbagai kuliner khas Manado yang sudah termasyhur dengan citarasa sedapnya yang berbalut rempah cukup tebal, terutama rasa jahenya yang strong! Seperti rica-rica sapi, ayam woku, Tuna Pedas dan lain-lainnya.
Selain main menu yang memang berhasil menggoyang lidah kami, kecuali teman-teman yang memang nggak bisa dan nggak biasa menyantap masakan pedas, kami juga dibuat terkesima dengan hidangan pencuci mulut khas Manado atau Sulawesi Utara, seperti Pisang Goroho dengan cocolan sambal roa-nya yang unik dan khas, juga cucur dan klepon gendut dengan ukuran diatas rata-rata. Semuanya berukuran jumbo gaes!
Di sini, kami juga diperkenalkan dengan saguer (di Jawa Timur disebut legen) air nira bercitarasa manis yang baru saja dipanen (belum mengandung alkohol) oleh para petani nira binaan Tu ur Ma'sering yang mengelola perkebunan pohon seho (Arenga Pinnata) yang mengelilingi cafe-resto tempat kami sekarang bercengkerama.
Oiya, pernah dengar cerita pohon seho? Pohon Seho (Arenga Pinnata Merr) atau mungkin kita lebih mengenalnya sebagai pohon enau atau pohon aren, dari akar hingga pucuk daunnya semua mempunyai manfaat ekonomi dan ekologi yang cukup signifikan.