Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Cerita Pohon Seho, Bakar Nyala dan Gendutnya Cucur Tu ur Ma'asering di Tomohon

15 Desember 2024   00:03 Diperbarui: 19 Desember 2024   08:24 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lansekap Unik dan Cantik Tu ur Ma'asering | @kaekaha
Lansekap Unik dan Cantik Tu ur Ma'asering | @kaekaha

Alhamdulillah, jauh selepas azan untuk salat Isya, akhirnya rombongan kami yang telah ditunggu oleh tim dari Kementerian Pariwisata dan juga tuan rumah, pemilik Tu ur Ma'asering akhirnya sampai dengan selamat di destinasi unik yang memadukan cafe-resto dengan alam pegunungan, khususnya kebun Pohon Seho di ketinggian 1.230-an meter mdpl. 

Wooow pantas saja, ketika turun dari mini bus, kami langsung disergap dengan udara dingin yang menusuk sampai ke tulang, apalagi saat itu hembusan angin di lokasi cukup kencang. Bahkan karenanya, berisiknya gesekan daun pohon seho yang jauh diatas kami bisa dengan jelas terdokumentasi dalam video.

Baca Juga Yuk! "Orkes Gitar Mama" dan Sepenggal Kisah Konservasi ala Desa Bahoi yang Menginspirasi

Tapi fragmentasi dramatis menembus "dunia lain" saat menuju Tuur Ma'asering sekejap langsung terlupakan setelah kami langsung disambut dengan hidangan tradisional Manado yang kaya rempah dan siap santap di meja-meja saji yang memang disiapkan secara khusus di tempat khusus untuk kami yang sedang kela... ah, lagi-lagi harus jujur! Kami memang sedang kelaparan...he...he...he...

Kuliner khas Manado yang Kaya Rempah Menunggu Kami | @kaekaha
Kuliner khas Manado yang Kaya Rempah Menunggu Kami | @kaekaha

Inilah yang namanya pucuk dicinta ulam pun tiba! Peribahasa ini sepertinya paling pas menggambarkan suasana hati kami ketika kami langsung berhadapan dengan berbagai kuliner khas Manado yang sudah termasyhur dengan citarasa sedapnya yang berbalut rempah cukup tebal, terutama rasa jahenya yang strong! Seperti rica-rica sapi, ayam woku, Tuna Pedas dan lain-lainnya.

Selain main menu yang memang berhasil menggoyang lidah kami, kecuali teman-teman yang memang nggak bisa dan nggak biasa menyantap masakan pedas, kami juga dibuat terkesima dengan hidangan pencuci mulut khas Manado atau Sulawesi Utara, seperti Pisang Goroho dengan cocolan sambal roa-nya yang unik dan khas, juga cucur dan klepon gendut dengan ukuran diatas rata-rata. Semuanya berukuran jumbo gaes!

Di sini, kami juga diperkenalkan dengan saguer (di Jawa Timur disebut legen) air nira bercitarasa manis yang baru saja dipanen (belum mengandung alkohol) oleh para petani nira binaan Tu ur Ma'sering yang mengelola perkebunan pohon seho (Arenga Pinnata) yang mengelilingi cafe-resto tempat kami sekarang bercengkerama.

Cucur dan Kelepon Gendut Ditemani Pisang Goroho dengan Cocoaln Sambal Roa yang Unik dan Enak | @kaekaha
Cucur dan Kelepon Gendut Ditemani Pisang Goroho dengan Cocoaln Sambal Roa yang Unik dan Enak | @kaekaha

Oiya, pernah dengar cerita pohon seho? Pohon Seho (Arenga Pinnata Merr) atau mungkin kita lebih mengenalnya sebagai pohon enau atau pohon aren, dari akar hingga pucuk daunnya semua mempunyai manfaat ekonomi dan ekologi yang cukup signifikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun