Inilah yang menjadikan pernak-pernik merchandise Kompasiana relatif susah didapat, hingga akan memberi kebanggaan dan kebahagiaan tersendiri bagi Kompasianer yang beruntung bisa memilikinya.
Terbukti, setelah terakhir kali mendapatkan merchandise paling memorable dari Kompasiana di akhir 2020, berupa plakat "best in citizen journalism 2020", hampir 4 tahun berikutnya atau tepatnya di awal Juli 2024 kemarin, saya baru beruntung bisa mendapatkan merchandise dari Kompasiana lagi. Lama banget bukan!
Uniknya, untuk mendapatkan merchandise Kompasiana inipun, sebenarnya sebuah kebetulan semata. Sama sekali tidak menduga dan datang begitu saja. Jadi memang belum ada rumus jitu untuk mendapatkannya
Inikah definisi rezeki yang sesungguhnya!?
Diawali dengan "even" menulis dengan topik pilihan bangunan-bangunan peninggalan kolonial Belanda, Â kolaborasi Kompasiana dengan kandidat doktor dari negeri Belanda, Remco Vermeulen dekat-dekat Ramadan kemarin.
Alhamdulillah, dari 4 atau 5 tulisan saya tentang bangunan-bangunan peninggalan kolonial Belanda di Kalimantan Selatan, salah satunya yang berjudul Jembatan Dewi, "Ophaal Brug" Pertama Peninggalan Belanda di Banjarmasin dipilih oleh Remco Vermeulen bersama 6 artikel lainnya untuk mendapatkan "oleh-oleh" dari Belanda.
Nah, ternyata waktu oleh-oleh Remco Vermeulen landing di Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas!, dia tidak sendirian saja, tapi juga ditemani totebag kanvas model klasik yang semakin unik dengan tampak depan lukisan dua dimensi ala-ala anak TK dalam balutan warna ngejreng dengan  signature Kompasiana yang pastinya keren banget. Auto jadi rebutan deh di rumah!
Berselang 2 minggu berikutnya, lagi-lagi Kompasiana memberi kejutan tak terduga melalui PULPEN alias Perkumpulan Pecinta Cerpen yang menyelenggarakan even sayembara cerpen dalam kolaborasi even KONGSI, itu lho pestanya penulis penggiat kanal fiksi di Kompasiana yang baru saja digelar.