"Oooooh ini ternyata kitab induknya kuliner keluarga kami!" Terjawab sudah dari mana Kai Hasan mendapatkan resep buburnya yang identik. Tapi modal usahanya? Masa iya benar-benar dari "pesugihan tulang belulang"?
Baru saja aku membatin masalah "pesugihan tulang belulang", tiba-tiba dari halaman buku yang baru saja aku balik, terpampang dengan jelas sebuah judul tulisan tangan dari datuk, "Rahasia Pesugihan" yang tentu saja membuatku syok dan terkejut!Â
Apalagi setelah di halaman berikutnya aku menemukan juga sebuah tulisan tangan berjudul "Rahasia Pesugihan Tulang Belulang". Badanku langsung lemas seperti tak bertulang dibuatnya.
Astaghfirullah! Ternyata pesugihan tulang-belulang memang benar-benar ada! Bahkan datukku sendiri pelakunya!
Eiiiiits, tapi tunggu dulu...
Aaaah bodohnya aku! Hampir saja aku tertipu! Inilah akibat dari kebiasaan kita, eh... kebiasaanku, masih saja malas membaca sampai selesai.
Setelah kubaca sampai habis, baru aku paham. Ternyata yang dimaksud datukku pesugihan tulang belulang itu, sebenarnya justeru bentuk sedekah, berbagi rejeki, berbagi kasih sayang dalam bentuk makanan kepada makhluk ciptaanNya yang lain.
Jadi, tulang yang disebut-sebut untuk pesugihan itu, tulang-belulang ayam sisa bubur ayam, berikut tulang rawan dan sedikit daging yang memang sengaja disisakan oleh datuk untuk dibagi kepada kucing, binatang kesayangan sidin.
"Datukmu yang mengajarkan ilmu pesugihan tulang belulang itu, agar usaha bubur ayam semakin berkah! Hasan sudah melakukannya, kamu kapan!?" Tanya Kai Husin kepadaku.
(BDJ 010824)
Kamus Bahasa Banjar :