Awalnya masih berhubungan dengan musik, yaitu sebagai music director sampai akhirnya juga tertarik cuap-cuap sebagai penyiar radio hingga pernah pegang beberapa acara sekaligus, dari acara campursari, rock & alternatif, sampai curhat-curhatan ala anak muda sampai keluarga.
Nah disinilah buta warna mulai sering menjadi tematik pembahasan yang terangkat.
Di saat bersamaan, saya juga mencoba menyalurkan lagi hobi menulis saya yang lama terpendam dengan ngonten artikel dan "kebetulan" sering dimuat di beberapa media cetak lokal dan nasional, hingga akhirnya saya berkenalan dengan dunia blog hingga bertemu Kompasiana.
Dari sini, saya menyadari dahsyatnya potensi artikel online berbasis internet. Bahkan, ketika artikel saya tentang edukasi buta warna, khususnya niat saya membangun startup tentang test buta warna berikut konsultasi gratis secara online dan booming, ketika dimuat jaringan media online yang berinduk pada jaringan TV swasta nasional, tidak menunggu lama banyak sekali respons yang masuk via email, bisa ratusan hingga ribuan yang masuk per minggunya.
Tidak hanya masyarakat umum yang ingin berdiskusi tentang kelainan buta warna yang disandang oleh anggota keluarganya saja, tapi juga dari media-media mainstream negeri ini, bahkan beberapa stasiun TV nasional sampai rela mengirimkan produser sama kameramennya untuk terbang ke Banjarmasin meliput aktivitas ngonten edukasi buta warna saya.
Sayang, saya hanya menemukan jejak tayangannya pada channel Narasi TV-nya Najwa Shihab dan TRANS 7 saja, yang lain entah raib ke mana.
Jika konten Channel Narasi TV lebih menyoroti proses perjalanan saya dari momen gagal total sampai bisa bangkit lagi, maka konten TRANS TV lebih menyoroti kreativitas dan jatuh bangun saya mengembangkan usaha kerajinan tangan dengan bendera "pernik Banua" sebagai bentuk aktualisasi dari upaya saya untuk menggali potensi kreatif guna move on dari belenggu kegagalan akibat menyandang buta warna yang dianggap unik dan menginspirasi.
Tapi saya tetap bersyukur dan layak berterima kasih, semoga cara saya berdamai dengan kelainan buta warna dengan pendekatan menggali potensi kreatif yang saya miliki bisa bermanfaat dan menginspirasi, sekaligus bisa membalaskan dendam saya!
Sampai detik ini, mimpi saya untuk mendirikan startup berisi berbagai hal terkait edukasi buta warna secara lengkap yang diasuh dan diawasi oleh dokter spesialis mata tanpa dipungut biaya alias gratis...tis masih tetap menyala abangku!