Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Tragedi Buta Warna dan Dendam Kesumatku untuk Masa Depan Anak-anak Nusantara

24 Juni 2024   22:54 Diperbarui: 25 Juni 2024   07:49 1428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kenapa harus sejak dini?

Tes buta warna sangat penting untuk membantu orang tua, anak-anak, sekolah dan tentunya juga pemerintah untuk memetakan blueprint potensi besar anak-anak Indonesia, agar bisa meraih gemilangnya masa depan dengan cara yang lebih efektif dan efisien. Sehingga pengalaman saya salah memilih cita-cita tidak akan terulang kepada anak-anak kita lagi!

Coba bayangkan! Seandainya dalam 1 angkatan kelas kedoteran, teknik kimia, farmasi atau apa saja jurusan eksakta, 5 persen saja terdeteksi sebagai penyintas buta warna, betapa ruginya Indonesia telah menyia-nyiakan generasi emas sebegitu banyaknya!

Inilah dendam saya! Saya tidak ingin generasi emas anak-anak Indonesia tersia-siakan karena salah memilih cita-cita gara-gara masalah buta warna yang terlambat terdeteksi.

Tes Buta Warna Sejak Dini di Rumah | @kaekaha 
Tes Buta Warna Sejak Dini di Rumah | @kaekaha 

Mengedukasi Buta Warna

"Dunia tidak akan berhenti berputar, karena kamu buta warna dan gagal menjadi dokter, karena gagal menjadi dokter juga bukan akhir segalanya! Lanjutkan hidupmu, karena sejatinya hidup memberi banyak pilihan jalan suksesmu!"

Begitulah kira-kira ringkasan nasihat bijak bapak saya, ketika beliau tahu saya gagal melanjutkan di FKU karena buta warna (carrier dari jalur ibu). 

Nasihat inilah yang pertama kali mengembalikan kesadaran dan semangat hidup saya. Hingga bertahap bisa keluar dari belenggu keterpurukan dan kembali bermimpi mengantungkan cita-cita setinggi langit!

Dari sini, setelah saya merasakan "hidup kembali" di dunia yang baru! Selain memutuskan untuk mengambil jurusan kuliah di ilmu sosial untuk melanjutkan studi, saya juga terus berusaha berpikir positif dan berupaya semaksimal mungkin untuk terus menggali semua potensi kreatif yang saya miliki agar bisa survive dan syukur-syukur bisa membalaskan dendam kesumat saya kepada masa depan emas anak-anak Indonesia!

Saya ingin sekali bisa memberdayakan adik-adik dan anak-anak penyintas buta warna, agar tidak "rugi besar" seperti yang pernah saya alami dulu. Inilah dendam kesumat saya!

Alhamdulillah, akhirnya saya menemukan passion saya di dunia musik, radio dan tulis menulis. Diawali dengan aktif bermusik hingga bisa membantu saya benar-benar keluar dari dunia yang lama, hingga akhirnya musik juga yang mengantarkan saya pada keseruan dunia radio.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun