"Sayang, mimpi indahku menjadi dokter harus kukubur dalam-dalam. Aku buta warna ce!Â
"Konsekuensinya, pihak universitas memberi dua pilihan sulit yang sebenarnya sama sekali bukan pilihan!"Â
"Otomatis mundur atau tetap melanjutkan kuliah, tapi wajib pindah ke jalur non eksakta alias  ilmu sosial, bebas memilih jurusan dari fakultas apa saja yang diminati, tanpa tes lagi!" Kuuraikan kenangan pahitku beberapa tahun silam.
"Ooooo gitu! Baru tahu aku kalau ada aturan seperti itu". Kata Kak Rina sambil manggut-manggut.
"Ini pukulan mematikan, bahkan teramat mematikan buatku, mendadak pula! Hingga sempat membuatku hampir gila, hilang akal! Bahkan linglung untuk beberapa waktu". Â Â
"Tapi karena takdir ini tidak bisa dirubah dengan cara apapun dan aku wajib terus melangkah, meskipun dengan berat hati, akhirnya aku memilih opsi terakhir".Â
"Masalahnya, jangankan minat pada jurusan ilmu sosial, sedikitpun aku tidak mengenal sama sekali jurusan kuliah di fakultas ilmu sosial. Bisa kan membayangkan kebingunganku saat itu?"Â
"Tapi setelah memilih dan memilah, termasuk minta masukan sana-sini dan juga shalat Istikharah untuk meminta petunjukNya, akhirnya aku memilih manajemen di Ekonomi, hingga sekarang aku KKN mewakilinya".
"Terus apa dong hubungannya sama musik?"Â Tanya Ce Netty lagi mempertegas.
"Iya, apa dong!?" Kak Rina ikut memaksaku.
"Aku melampiaskan semua kekesalanku, kekecewaanku, frustasiku dan juga kesedihanku lewat musik. Alhamdulillah, dengan berjuang setengah mati akhirnya aku berhasil juga melewati masa kritisku saat itu".Â