Mohon tunggu...
Kartika E.H.
Kartika E.H. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

... penikmat budaya nusantara, buku cerita, kopi nashittel (panas pahit kentel) serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Kkn Pilihan

Romansa si Tambeng dan Babi-Babi Belajar di Ketinggian Kabuaran

24 Mei 2024   16:16 Diperbarui: 24 Mei 2024   16:35 739
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puncak Piramid Si Punggung Naga, Bondowoso | IG/Adisusanto10-bukalapak.com

Semalaman suntuk, bunyi-bunyian harus dibunyikan terus-menerus untuk menghalau koloni babi hutan yang jika kita lengah tidak membunyikan bunyi-bunyiannya sesaat saja, mereka bisa datang dan menyerbu beramai-ramai untuk menghabiskan sehektar kebun jagung, hanya dalam hitungan menit saja. Ngeri kan!?

Menariknya, meskipun begitu, masyarakat Kabuaran sama sekali tidak berniat untuk melukai apalagi membunuh kawanan babi hutan ini, karena menurut keyakinan komunal mereka, jika ada babi yang terluka apalagi terbunuh, maka koloni mereka akan semakin besar dan beringas menyerang apa saja sampai ke rumah-rumah di kampung.

Karenanya, untuk bisa menjaga kebun jagung secara efektif, diperlukan kerjasama yang baik antar masyarakat, terutama antar pemilik kebun jagung dan tradisi tua yang telah dilestarikan secara turun temurun ini telah terbukti bermanfaat, tidak hanya untuk menghalau sekaligus mengusir babi hutan semata, tapi juga menjadi media silaturahmi antar warga secara intensif dan efektif.

Nah, salah satu "senjata" paling ampuh untuk mempererat silaturahmi warga saat jaga malam di kebun, masyarakat Kabuaran mempunyai tradisi hidangan khas, unik dan ikonik yang sepertinya sulit untuk di temukan di tempat lain, yaitu kopi tubruk pahit yang ada asem-asem-nya khas kopi Arabika Kabuaran, pisang goreng, jagung rebus dan tembakau tambeng. Khusus di malam Jumat, Bu Haji Hasan membekali kami ayam bakar pedas dan sebakul nasi.

"Kopi kita ini jenis Arabika yang kita tanam di diatas" kata Bang Zul, bungsu Haji Hasan yang hampir tiap malam mengajak kami, anak-anak KKN yang gentle secara bergantian untuk begadang di kebun jagung miliknya bersama beberapa warga lainnya.

"Nah, kalau si-Tambeng, ini yang paling spesial dari Kabuaran! Kalau sudah nyicip yang ini, dijamin nggak bakalan lagi mau beli sigaret merek pabrikan yang harganya mahal-mahal itu", promosi Bang Zul sambil menunjukkan komoditi tembakau rajang super paling mahal dan paling dicari ini dengan bahasa Indonesia campur Madura.

Memang sih, produk tembakau rajang yang beraroma madu ini bisa dibilang istimewa dari awalnya!

Bagaimana tidak!? Menurut Bang Zul, konon untuk mendapatkan tembakau tambeng yang artinya bandel ini, bibit tanaman tembakau super ini sudah harus mendapatkan treatment khusus sejak dari kecil. Salah satunya "diinjeksi" dengan cairan madu murni secara berkala, begitu juga pada saat penanganan pasca panen, hingga citarasa manis madu tembakaunya yang benar-benar spesial menjadi buruan penikmatnya dari segala penjuru dunia.

"Ngok...ngok, ngok...ngok!" Tiba-tiba dari jarak yang tidak terlalu jauh terdengar koloni babi yang mulai mendekat diikuti suara berisik langkah kaki-kaki mereka. 

Tidak mau mengambil resiko, saya dan Bang Taufik yang kali ini menemani Bang Zul di kebun, langsung menarik tali kekang di tiang pondok yang seketika mengeluarkan bunyi-bunyian riuh dan berisik, hingga membuat koloni babi hutan yang mendekat langsung terkaget dan lari tunggang langgang menjauh tak karuan arah.

Mendengar suara khas kawanan babi hutan yang panik berikut gemuruh suara larinya, ternyata memicu reaksi adrenalin tubuh kami, hingga kami semakin segar dan tidak lagi terkantuk-kantuk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kkn Selengkapnya
Lihat Kkn Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun