Sangat logis bukan, konsep berikut aplikasi tata kelola "rumus bagi tiga"?
Sepertiga harta (keuangan) kita kelola untuk memenuhi kebutuhan (keluarga) sehari-hari sebagai penunjang berjalannya siklus kehidupan baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Baik untuk konsumsi, saving atau tabungan, pendidikan dan keperluan rumah tangga lainnya.
Sepertiga harta kedua dialokasikan untuk modal. dalam konteks umum kekinian, modal disini bisa juga dimaknai sebagai kepentingan penunjang usaha atau penunjang pekerjaan dan kebutuhan lain yang punya relevansi untuk mendukung produktifitas jenis usaha dan pekerjaan masing-masing.
Sedangkan untuk sepertiga alokasi harta (keuangan) terakhir adalah untuk charity, sedekah atau kegiatan pemberdayaan sosial masyarakat.
Konsep rumus bagi tiga diatas, kalau dilihat konsepnya masih global, belum detail! Nah untuk aplikasi detailnya kita bisa memanfaatkan Kakeibo, itu lho konsep menabung dari Jepang yang sedang naik daun, karena jika dipraktikan dengan benar bisa menjadikan kita lebih cepat kaya! He...he...he... Penasaran dengan caranya!?
Kakeibo yang makna asalnya adalah "buku rekening untuk ekonomi rumah tangga" ini, pertama kali diperkenalkan oleh jurnalis Jepang, Hani Matoko di tahun 1904
Sejak saat itu Kekeibo terbukti membantu banyak orang untuk berhemat keuangan, bahkan konon  hingga 35 persen lho angkanya!!!
Nah kalau sudah begitu, tentu akan sangat bermanfaat dan dan Insha Allah akan banyak mengundang keberkahan dari Allah SWT, jika kita memadu padankan Rumus Bagi Tiga dengan Kekeibo dalam rangka menuju sehat finansial di bulan Ramadhan yang katanya banyak godaan!
Dari ketiga alokasi keuangan yang telah kita bedah dengan konsep "Rumus Bagi Tiga" sebelumnya, konsep Kekeibo sebenarnya aplikatif sebagai sistem kontrol untuk aktifitas ketiganya.
Tapi, karena untuk charity atau alokasi aktifitas sosial, targetnya dana memang harus habis dan ini berbanding terbalik dengan target dua alokasi lainnya yang sebisa mungkin surplus, maka khusus untuk alokasi charity mungkin fokus kontrolnya yang bergeser, bukan di dananya tapi lebih ke ketepatan penyalurannya.